Jumat, 30 Agustus 2013

Cinta ala Fotografer part 2


Part 2

                Di ruang makan ayah dan ibu Melody sudah berkumpul.Melody adalah anak kedua  anak kedua dari dua bersaudara. Ia mempunyai seorang kakak bernama Iqbal, tetapi kakaknya sedang bekerja diluar kota. Jadi dirumah itu Cuma ada ayah, ibu, dan Melody.
“Gimana sekolah kamu tadi Mel? Lancar?” tanya ayah Melody
“Lancar kok yah”
“Trus gimana kamu nyaman gak sekolah disana?” tanya ibu Melody
“Nyaman kok bu. Temen-temenku juga pada baik semua padaku.”
“Syukurlah kalau gitu.”
“Ya bu.”

Keesokan harinya
                Hari itu di SMAN 19 Surabaya ada pertandingan bola basket persahabatan antara SMAN 19 Surabaya dengan SMA Khatolik Stella Maris Surabaya.
                Tampak ditengah lapangan Randy bersama tim basketnya sedang melakukan pemanasan. Randy adalah kapten basket di SMAN 19 Surabaya.
                Tak lama kemudian pertandinganpun dimulai, pertandingan terlihat begitu panas dan keras. Pelanggaranpun sering terjadi. Sialnya saat Melody berada di pinggir lapangan untuk melihat pertandingan tersebut, bola basket yang cukup keras mengenai hidungnya dan membuatnya mimisan. Randy yang melihat hal itu langsung meminta wasit menghentikan permainan itu sebentar.
                Kemudian ia menuju kepinggir lapangan untuk melihat keadaan Melody.
“Loe nggak papa kan?”
“Gue nggak papa kok, Cuma mimisan doang. Mungkin karena terkena lemparan bola basket yang cukup keras saja.”
“Ya udah nih pakai handuk gue buat ngelap darah yang keluar dari hidung loe.”
“Nggak usah, ntar handuk loe kotor lagi.”
“nggak papa kok tenang aja.”
                Melody pun menerima handuk itu dan ia gunakan untuk mengelap darah yang mengalir dari hidungnya.
“Makasih ya.”
“Ok! Yaudah gue lanjutin permainannya dulu ya. Loe hati-hati.”
“Sipp.”
                Randy pun kembali ke lapangan basket untuk melanjutkan permainan itu. Dia berjuang mati-matian untuk bisa memenangkan pertandingan itu. Dan akhirnya kerja kerasnya pun membuahkan hasil, SMAN 19 Surabaya menang dengan hasil 43-17.
                Randy bersama timnya bersorak gembira dan sangat puas dengan hasilnya tersebut. Diruang ganti Randy diledekin oleh teman-temannya gara-gara kejadian tadi.
“Ciiieeee Randy ciee ciee”
“Apaan sih kalian.”
“Ran gw punya foto kejadian tadi kalau loe mau.” Ucap Hevan meledek.
“Apaan sih kalian. Emangnya kalo gue nolongin dia salah ya?”
“Nggak sih, Cuma mengundang tanda tanya aja.”
“Tanda tanya apa? Jangan aneh deh.”
“Tuh liat tuh wajahnya langsung merah kaya udang rebus.”
“Hahaha sumpah lucu banget.”
“Udah-udah kasian tuh Randy jangan diledekin mulu dong.”
“Tumben loe belain gue van.”
“Abisnya gak tega liatin loe diledekin terus.”
“Makasih loe baik banget.” Ucap Randy sambil memeluk Hevan.
“Apaan sih loe, najis tau gak.”
“hahahahahha.”
“Yah loe Van.”
“Sorry bercanda.”
                Setelah itupun mereka kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

2 Bulan kemudian. . .
                Hubungan Melody dengan teman-temannya makin akrab saja terutama dengan Randy, seperti hari ini mereka bercanda bareng.
“Loe tau nggak? Masa iya adek gue itu sabun cair dikira shampoo, aduh parah banget tau gak.”
“ah masa sih?”
“Iya aneh kan.”
“Hahaha terus terus.”
“Yaa jadi aneh gitulah rambutnya.”
“Ciee ciee Randy makin akrab aja nih ama Melody. Kapan jadiannya?” Ucap dika mengagetkan Melody dan Randy.
“Apaan sih kalian. Kita Cuma temenan aja kok, ya kan Mel?”
“Iya, kalian ada-ada aja deh.”
“Temen apa temen?”
“Serius, Cuma temenan doang.”
“Temen jadi cinta kalii.”
“Kalian makin ngawur deh.”


bersambung