Adriana, film dari Fajar Nugros yang dirilis tahun 2013. Diangkat dari novel berjudul Adriana, Labirin Cinta di Kilometer Nol. Film yang tak hanya menyajikan romansa remaja, namun juga ilmu sejarah. Bisa dibilang Adriana adalah film yang mengajak kita untuk belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan, yaitu melalui teka-teki. Total ada 7 teka-teki sepanjang film ini. Lebih sedikit di banding teka-teki yang ada di novelnya.
Film
Adriana dibintangi oleh Eva Celia sebagai Adriana, Adipati Dolken sebagai
Mamen, Kevin Julio sebagai Sobar dan Agus Kuncoro sebagai Pak Guru. Menurut
pendapat saya pemain diatas sudah mampu membawakan peran masing-masing dengan
baik, hanya saja Eva Celia masih kurang luwes aktingnya dan kemistri dengan
pemain lain kurang kuat. Namun jangan khawatir duet Kevin Julio dan Adipati di
film ini sangat baik dan menghibur.
Film
Adriana sendiri berkisah tentang teka-teki petualangan cinta Adriana dan Mamen.
Saat bertemu di lift Perpustakaan Nasional, Adriana memberikan teka-teki pada
Mamen ketika laki-laki itu hendak mengajaknya berkenalan. Dari teka-teki itulah
petualangan cinta Mamen dimulai. Mamen yang ketika SMA mendapatkan nilai
pelajaran Sejarah jelek meminta bantuan sahabatnya yang biasa dipanggil Sobar
untuk membantu memecahkan teka-teki dari Adriana. Sobar sendiri adalah anak
yang pandai dalam pelajaran sejarah dan kini menjadi seorang Asdos di kampus
dan juga bekerja di sebuah toko buku.
Meskipun
seorang asisten dosen, namun ternyata Sobar salah menerjemahkan teka-teki yang
pertama. Akhirnya Mamen gagal bertemu juga berkenalan dengan perempuan itu.
Esoknya Mamen mendapat teka-teki baru lagi. Dia kembali meminta tolong Sobar.
Namun ketika Mamen membacakan teka-tekinya pada Sobar, laki-laki itu meminta
Mamen memecahkan sendiri teka-tekinya. Tanpa bantuan Sobar, Mamen berkutat di
perpustakaan sendirian untuk memecahkan teka-teki itu. Sebenarnya Mamen hampir
selalu berhasil memecahkan teka-teki dari Adriana, namun sayangnya dia selalu
terlambat, sehingga dia hampir tidak pernah berhasil bertemu dengan Adriana.
Dari
teka-teki yang diberikan ini, kita jadi mengetahui banyak hal yang mungkin
sewaktu kita masih sekolah guru sejarah kita tidak mengajarkan ilmu tersebut
pada kita. Seperti Bung Karno yang rela menjual mobil pribadinya untuk
membiayai pembangunan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran. Namun, sebelum
Bung Karno melihat patung tersebut berdiri tegak, beliau sudah terlebih dahulu
wafat. Lalu kita juga dapat ilmu baru kalau ternyata Patung Dirgantara tersebut
menunjuk ke arah Bandara Kemayoran. Bandara Internasional Pertama di Indonesia
yang sejak tahun 1985 berhenti beroperasi dan dipindahkan ke Bandara Halim
Perdana Kusuma dan Bandara Soekarno Hatta. Selain itu ada juga informasi
mengenai Bung Hatta yang sangat menginginkan sepasang sepatu Bally, namun tak
pernah terbeli hingga beliau wafat. Bung Hatta bahkan menyimpan guntingan iklan
yang memuat alamat penjualnya. Dan informasi terakhir yang mungkin tak pernah kita
ketahui adalah bahwa gubernur jenderal Van Den Bosch memiliki seorang putri
yang memiliki hati seperti malaikat. Dia bernama Adriana Van Den Bosch. Berbeda
dengan ayahnya yang memerintah dengan tangan besi dan mencetuskan kegiatan
tanam paksa, Adriana Van Den Bosch malah lebih suka membantu pribumi yang
kelaparan dan terkena penyakit. Tidak segan Adriana menemui mereka langsung dan
memberikan bantuan pada orang pribumi, seperti memberi makanan dan obat-obatan.
Naasnya Adriana lalu tertular penyakit Malaria dari orang pribumi dan wafat
dalam usia yang masih muda, yaitu 23 tahun. Dalam pelajaran sejarah sewaktu
kita sekolah mungkin guru sejarah kita hanya membahas bagaimana kejamnya
pemerintahan Van Den Bosch dan tidak pernah membahas jasa putrinya untuk kaum
prbumi.
Film
ini memiliki pesan moral yang bagus, yaitu tentang generasi muda saat ini yang
sudah mulai melupakan sejarah bangsanya sendiri dan tidak mengetahui sejarah
bangsanya. Nilai-nilai historis generasi muda banyak yang sudah mulai pudar. Padahal pelajaran sejarah masih diajarkan di
sekolah hingga saat ini. Entah hal ini disebabkan oleh penyampaian materi yang
kurang mengasyikkan atau memang bagi generasi muda saat ini pelajaran sejarah
dianggap sudah kuno dan tidak penting. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghormati jasa pahlawannya. Lalu bagaimana kita bisa menghormati jasa
pahlawan, kalau kita saja tidak mau mengenal pahlawan kita.
Impian tidak harus selau berada di atas. Kadang kita
perlu ke atas untuk melihat ke bawah.
#SelamatHariFilmNasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar