Tinggal beberapa bulan lagi ramadhan sudah datang lagi. Nggak kerasa ya? Cepet banget rasanya. Baru juga kemarin puasa, eh udah mau puasa lagi aja. Ini ramadhan pertama yang aku rayakan di rumah, setelah 4 tahun penuh menjalani ramadhan di kota rantau. Ini juga ramadhan pertama dimana aku nggak perlu lari-lari ke masjid dan berebut tempat untuk salat tarawih.
Pasti dari kita semua punya memori tentang bulan ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Entah itu memori tentang belajar puasa penuh atau memori batalin puasa diam-diam atau menunggu bedug dan ngabuburit atau memori-memori yang lain.
Kali ini aku mau cerita beberapa memori tentang bulan ramadhanku, dari aku masih kecil hingga saat ini. Yang mau aku bahas disini adalah momen yang paling berkesan dan masih teringat jelas di kepala walaupun sudah berlalu beberapa tahun. Langsung aja ya dimulai ceritanya.
1. Niat puasa setengah hari terkoyak oleh godaan Tapai Singkong yang terkutuk.
Aku pertama kali belajar puasa itu kelas 1 SD. Belajar puasa setengah hari. Waktu itu aku nyoba ikutan puasa, awalnya sih nggak pernah puasa, tapi gara-gara saudara sepupuku ke rumah nenek aku jadi ikutan puasa. Dia waktu itu lagi belajar puasa gitu, akhirnya aku ikutan belajar puasa juga. Meskipun waktu dibangunkan buat sahur aku agak malas-malasan, namun akhirnya aku ikutan sahur juga. Sahur pertama untuk puasa pertama. Selesai sahur aku tidur lagi. Paginya aku bangun seperti biasa dan main-main lagi sama saudara sepupuku. Aku lupa waktu itu main apa dan dimana, pokoknya waktu aku pulang aku lihat ada Tapai Singkong di meja. Itu masih pagi, sekitar jam 7. Tanpa pikir panjang aku langsung memakan Tapai itu. Padahal jelas-jelas aku udah niat puasa. Akhirnya batal deh. Semua karena godaan Tapai Singkong yang terkutuk itu. Esoknya aku sudah tidak puasa lagi karena sepupuku sudah pulang ke rumahnya dan aku merasa masih belum kuat untuk berpuasa.
2. Main puasa-puasaan dan pura-pura membuat menu berbuka dan sahur.
Bisa dibilang masa kecilku adalah masa paling indah selama aku hidup. Masa dimana cuma ada kegiatan main, main, dan main. Sekolah hanya pengisi waktu dikala pagi hingga siang. Setelahnya main tanpa batas lagi. Bahkan bulan puasa pun masih semangat buat main, sambil ngabuburit katanya. Haha.
Kalau waktu puasa mainnya juga temannya tentang puasa, misal kaya pura-pura jadi sebuah keluarga gitu dan sedang puasa. Biasanya aku disuruh berperan sebagai anak. Kalau kecil sendiri ya gini nasibnya. Jadi ada yang pura-pura sebagai ibunya, terus dia pura-puranya buat makanan untuk buka dan sahur, sebagai anak disuruh nunggu atau disuruh pura-pura tidur, nanti begitu masakan sudah matang aku dibangunkan untuk sahur atau berbuka, lalu pura-puranya kita makan gitu. Sebenarnya hal seperti ini lucu kalau diingat-ingat, dan entah bagaimana kok jadi kangen ya sekarang? Hehe.
3. Berburu es batu menjelang berbuka.
Dulu di rumahku jarang sekali orang yang punya kulkas/lemari pendingin. Yang punya benda ini bisa dihitung jari. Dan karena jarang yang punya kulkas itu, setiap membuat takjil untuk berbuka puasa selalu disuruh untuk membeli es batu. Karena aku mandinya mendekati magrib, akhirnya aku membeli es batu juga menjelang magrib. Waktu adzan magrib berkumandang es batu baru nyelup di takjil, akhirnya takjilnya nggak dingin sesuai harapan. Waktu diminum lagi setelah selesai salat tarawih, es batunya sudah mencair dan tidak dingin sama sekali. Manisnya juga hilang. Hmm… nasib nggak punya kulkas ya gini.
4. Pamer baju baru.
Dasarnya anak kecil ya, setiap mau lebaran selalu merengek minta dibelikan baju baru. Waktu kecil dulu, saat lebaran aku selalu minta dibelikan 1-2 baju. Setelah dibelikan baju baru, biasanya aku akan ngomong ke teman alias pamer ke teman yang lain. Lalu teman yang lain ini akan balik memamerkan baju barunya juga. Intinya bulan ramadhan adalah ajang pamer baju sebelum dikenakan saat hari raya.
5. Acara kuliah subuh yang bikin ngantuk.
Dulu waktu SD pada bulan ramadhan selalu ada acara kuliah subuh setelah adzan subuh berkumandang. Nggak tau gimana, tapi anak-anak juga rajin banget ikutan kegiatan ini. Kalau aku sih nggak seberapa semangat, tapi karena setiap subuh selalu dipanggil-panggil dan diajak kuliah subuh, akhirnya ya berangkat pula ke mushola sekolah untuk kuliah subuh. Asli masih ngantuk banget, apalagi disana setelah salat subuh usai langsung diceramahi, berasa di dongengi banget waktu itu dan membuatku dibuai ke alam mimpi. Kalau nggak salah, selain kuliah subuh juga disuruh mengisi buku kegiatan bulan ramadhan, dan aku mengerjakan tugas itu sampai full. Rajin banget yak aku dulu. Wkwk.
6. Membuat jajanan lebaran sendiri.
Entah tradisi atau apa ya, dulu waktu aku masih kecil masyarakat sekitar selalu membuat jajan sendiri sebelum lebaran. Biasanya kegiatan ini dimulai pada H-10 lebaran. Jajanan yang dibuat juga macam-macam. Ada stik, pastel kering, kembang goyang, keripik pisang, madu mongso dan aneka macam jajanan kue kering seperti nastar, putri salju dan kue rambutan. Dulu aku semangat banget kalau diajakin bikin jajanan lebaran, ini bukan karena bisa curi-curi makan lo ya? Waktu itu puasaku udah full dan tak tergoyahkan meskipun nggak sahur. Pokoknya kegiatan membuat jajanan itu sangat-sangat menyenangkan. Dan membuat waktu terasa cepat berlalu, hingga tidak terasa langit sudah mulai gelap dan juga sudah mau adzan magrib. Namun kegiatan membuat jajan di lingkungan keluargaku sudah lama hilang. Hal itu disebabkan saudara sepupuku sudah pada nikah semua dan ikut suaminya, sementara ibukku sudah malas bikin jajanan sendiri karena anak sekarang lebih memilih angpao daripada jajanan. :-(. Percuma buat, toh nggak dimakan juga, jadi beli aja jajan di swalayan. Kalau nggak dimakan, ya dimakan aja sendiri. Hehe.
Dan itulah beberapa memori yang masih terpatri dalam ingatan mengenai bulan ramadhan. Kalau diingat-ingat sudah lumayan lama juga saat-saat itu berlalu. Kadang kangen pengen kembali ke masa itu, tapi jelas nggak mungkin kan? Karena kenangan adalah kenangan, tidak akan pernah jadi masa depan. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar