Awalnya kepengen memberi judul rindu serindu
rindunya tapi kok dangdut banget ya? Ya udah akhirnya dikasih judul seperti itu
aja, biar nggak dangdut dan alay.
Akhir-akhir ini sering sekali merasakan perasaan
melankolis, baper gimana gitu akan kenangan pada masa lalu, yang meskipun nggak
indah banget tapi berkesan. Saking berkesannya sampai kepengen mengulang lagi
masa-masa itu, tapi jelas saja tidak mungkin. Masa lalu hanya bisa dikenang,
bukan diulang.
Adapun yang aku rindukan itu adalah:
1.
Keliling kota Surabaya pada malam hari.
Keliling
Surabaya, apalagi pada malam hari adalah favorit. Surabaya yang macet dan panas
pada siang dan sore hari tentu bukan pilihan waktu yang tepat untuk berjalan-jalan
keliling Surabaya. Pilihan yang tepat adalah malam hari. Selepas salat isya.
Mengingat jam segitu macet Surabaya sudah berkurang, dan udara tidak panas
lagi, meskipun bau asap kendaraan tetap sama saja baik siang ataupun malam
hari. Tapi pada malam hari kecuali malam minggu kita bisa lebih menghemat waktu
di jalanan yang biasanya membuat orang-orang menjadi sinting dan pemarah.
Alhasil kita bisa benar-benar mencapai tujuan dari jalan-jalan.
Selain
alasan macet dan panas, pemandangan Surabaya pada malam hari juga lebih indah
untuk dinikmati dibanding siang hari, kecuali yang di daerah angker seperti
rumah Darmo tentu bukan pilihan yang bagus untuk dilewati pada malam hari.
Bisa-bisa pemandangan seperti di film horror yang kita dapatkan. Beberapa tahun
di Surabaya aku belum pernah melewati atau melihat langsung rumah hantu Darmo
yang legendaris itu, seringnya sih lihat perumahan bukit darmo golf, dari arah
jalan masuk tapi. Ya kali boleh masuk, penjagaan aja ketat.
Surabaya
menawarkan banyak keindahan bagi mereka yang ingin menikmatinya. Tapi aku pribadi
lebih suka menikmatinya pada malam hari, apalagi bareng orang yang special,
sambil berkeliling Surabaya, sambil asyik bersendau gurau. Asyeek. Dilan Milea
sekali pemirsa haha. #KorbanFilm.
2.
Nongkrong di Kober Mi Setan atau Pizza Hut.
Pertama
kali tau kedai Mi setan itu dari Path milik teman yang memang penduduk asli
Surabaya. Penasaran juga sebenarnya seperti apa sih mi setan itu? Apa cuma mi
biasa yang dimasak pedas penuh cabe atau ada inovasi apa gitu. Beruntungnya
setelah melalui masa penasaran, pada penghujung Desember yang sering mendung,
aku diajak oleh temanku ke situ. Ternyata rame pisan euy tempatnya. Harus
ngantri panjang dan rebutan tempat duduk. Segitu legendarisnya ya sampai
penuh-penuh?
Setelah
mengantri panjang aku bisa menikmati seporsi Mi setan dan segelas es tuyul.
Kalau dilihat-lihat nama makanan dan minumannya horror-horor. Dari mulai setan,
tuyul, genderuwo, kuntilanak dan apa lagi lupa. Karena masih newbie aku
pesannya mi level 1. Sumpah itu aja udah pedes banget sampai meneteskan air
mata segala. Haha drama banget sih. Pulang dari Kober mi setan berubah jadi
ingusan, bibir jontor dan mata merah, tapi semua itu terbayar dengan Mi nya
yang Hot banget dan mantab jiwa.
Untuk
merayakan gajian pertama temanku menjadi musisi beneran yang punya jadwal
manggung, aku dan beberapa teman yang lain diajak nongkrong di Pizza Hut.
Disitu kami ditraktir sepuasnya, sampai perut kenyang. Dengan gaya yang ala-ala
sosialita kami menikmati beberapa Loyang pizza yang dipesankannya. Sepulang
dari Pizza Hut, semua puas semua senang. Bahkan untuk kunjungan berikutnya.
3.
Hunting buku di Jalan semarang atau Pasar Blauran
sekaligus hunting jajanan tradisional.
Buku
apalagi yang jenis novel adalah hal yang sangat menarik perhatian ketimbang sepatu
atau pernak-pernik wanita yang lain, itu menurut pendapat pribadiku. Aku
sendiri lebih rela uang habis buat beli buku dibanding untuk beli aksesoris
wanita, apalagi buku yang aku incar sejak lama. Kemarin rela bolak-balik lebih
dari dua kali ke Jalan semarang dan juga ke Pasar Blauran hanya untuk mencari
novel Mira W yang sudah aku incar sejak SMP. Setelah drama pencarian yang
memakan waktu yang lama, di salah satu pedagang aku bisa menemukan novel Mira W
tersebut, meskipun beberapa diantaranya masih belum ketemu karena masuk jajaran
buku langka dan sudah tidak terbit. Sempat pengen nyoba hunting ke toko buku
bekas yang ada di kota Malang, tapi takut kalau sendirian. Akhirnya semua hanya
wacana. Mudah-mudahan semua serinya bisa
lengkap jadi ceritanya bisa utuh. Kalau novelnya lengkap kan ceritanya bisa
utuh. Kaya aku dan kamu kalau saling menemukan dan hidup bersama, pasti akan
utuh. Wkwk, mulai deh halusinasinya.
4.
Ngadem di C2O Library.
Perpustakaan
yang berada di Jalan Dr. Cipto ini lebih dari sekedar perpustakaan. Tempatnya
yang nyaman dan sejuk membuat pengunjung serasa membaca di rumah sendiri.
Bayangkan di Surabaya yang panasnya nggak ketulungan itu, kita bisa menemukan
tempat yang seperti ini, rasanya langka banget. Berasa menemukan surga dunia.
Oasis ditengah gersangnya gurun pasir.
Berbeda
dengan perpustakaan pada umumnya, mayoritas pengunjung C2O ini adalah kawula
muda pecinta buku alias geek book. Atau mungkin hipster dan pecinta music.
Nyatanya selain perpustakaan yang menyediakan koleksi yang lumayan lengkap,
Band Indie Surabaya Silampukau juga
pernah beberapa kali tampil disitu. Selain itu di tembok sebelah barat (kalau
aku tidak salah arah, mudah-mudahan tidak) aku pernah membaca beberapa event
berikut waktunya yang diadakan di C2O ini.
Selain
sebagai tempat penyelenggaraan beberapa even, saat kita berkunjung ke C2O ini
dan merasa kehausan atau kelaparan, kita juga dapat membeli beberapa makanan
dan minuman. Tidak ada larangan membawa makanan dan minuman disini. Semua
bebas. Sebebas saat kita membaca di rumah sendiri.
Kita
juga bisa membeli ataupun menukar buku di tempat ini. Kemarin aku malahan
menemukan dua novel karya Eddy D Iskandar, setelah bolak-balik Jalan Semarang
dengan hasil nihil, di C2O malah bertemu tanpa sengaja. Dengan demikian C20
lebih dari sekedar perpustakaan, namun oasis ditengah gersangnya Surabaya.
5.
Ngisi perut di Bakso Pak Men
Bakso
Pak Men adalah bakso yang terenak yang ada di kelurahan Lidah Wetan Surabaya
menurut pendapat aku. Dengan membawa uang 10 rb kita bisa pulang dengan perut
kenyang dan hati riang. Bakso pak men adalah pilihan terbaik untuk tanggal tua
ataupun tanggal muda. Baksonya yang enak dan harga yang terjangkau membuat
tempat ini ramai oleh pelanggan pada jam makan siang, atau pada menjelang
magrib saat puasa ramadhan. Selain bakso ada pilihan menu yang lain, yaitu
soto. Tapi aku pribadi lebih tergila-gila dengan baksonya, bakso malang. Buat
penggemar bakso, apalagi yang ada di Surabaya barat, bakso Pak Men adalah
rekomendasi.
6.
Wifian sampai mata sepet di Pendopo FIP
Problem
mahasiswa selain banyak tugas, kiriman uang molor juga kehabisan kuota atau
ingin menikmati Wifi gratis. Problem terakhir itu bisa diatasi dengan
bermeditasi atau bertapa di pendopo kampus yang menyediakan wifi dengan
kecepatan yang sangat bagus pada malam hari dan lumayan bagus pada siang hari. Biasanya
anak-anak pemburu wifi ini menyebut dirinya sebagai wifi hunter/penjaga
pendopo. Mereka rela duduk berjam-jam sambil menatap HP/laptop dengan tampang
serius. Biasanya sih mereka asyik membuka channel youtube dan menikmati konten
apa saja yang disediakan.
Pada
semester 4-6 aku pernah menjadi salah satu grup wifi hunter/penjaga pendopo
ini. Bahkan sampai pernah membawa lotion anti nyamuk segala untuk menikmati
kenyamanan mengakses internet tanpa gangguan dari nyamuk. Tapi kalau disini
pada malam hari suasanyanya agak seram gimana gitu. Apalagi gedung O4 yang
sudah tua dan gelap, rasanya kaya ada yang aneh yang mengawasi kita dari atas
gedung itu saat kita duduk anteng di pendopo. Mendadak merasa horror dan pengen
pulang padahal download an belum kelar. Ya udahlah palingan itu cuma halusinasi.
So lanjutkan lagi download an. Hidup wifi hunter FIP Unesa! Wkwk.
7.
Makan Penyetan di seberang perempatan gang 7
Anak-anak biasa
menyebutnya penyetan mas ganteng atau penyetan mas Aris (heran juga sih sampai
tau nama yang jual penyetan). Aku sendiri menyebutnya penyetan dekat kosku
(selama masih kos di gang 7) dan penyetan dekat kos Mamad atau kos mbak luluk
(saat sudah pindah kos). Bukan hanya tampang penjualnya yang menjadi daya tarik
warung makan ini, tapi juga rasa sambalnya yang enak. Pedasnya dan asinnya itu
seimbang sehingga menciptakan rasa yang pedas enak. Dulu ketika malas masak,
aku suka membeli makan disini atau dimakan di tempat kalau ada temannya atau
lagi nyari makan sama temanku. Mungkin karena keseringan membeli makan disitu
Masnya sampai hafal dengan mukaku. Sampai pernah diajak ngobrol gitu, tapi lupa
mengobrol tentang apa. Mungkin karena banyak factor warung penyetan ini juga
ramai diserbu pelanggan. Baik siang ataupun malam. Pernah aku beli makan
sehabis isya eh udah habis aja. Tapi kalau makan disini sebenarnya agak was-was
juga sih, mengingat warung ini dekat dengan kosku yang lama, rasanya kalau
ketemu teman kos yang lama itu gimana gitu, kaya sungkan atau gimana ya?
Pokoknya nggak nyaman. Untungnya sih hanya 1-2 kali aku ketemu teman saat makan
disitu, selebihnya aman jaya sentosa.
Dan itulah kenangan
kelam dan menyenangkan yang pernah aku lalui selama 4 tahun menimba ilmu di
kota pahlawan. Semua kenangan itu silih berganti berjalan di dalam kepala
seiring dengan tangan yang terus memencet keyboard. Mudah-mudahan masih diberi
kesempatan untuk kembali ke Surabaya, walaupun hanya sekedar mengenang salah
satunya. Atau mengenang semuanya. Who know? Hehe.
numpang promote ya min ^^
BalasHapusbuat kamu yang lagi bosan dan ingin mengisi waktu luang dengan menambah penghasilan yuk gabung di di situs kami www.fanspoker.com
kesempatan menang lebih besar yakin ngak nyesel deh ^^,di tunggu ya.
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||