Tidak diragukan lagi banyak orang yang sangat memuji senja atau suka menikmati keindahannya.
Apalagi semenjak musik indie mulai populer akhir-akhir ini menggantikan band Melayu, banyak sekali anak (sok) hipster yang mendadak menyukai musik folk, berteman dengan senja, kopi dan semesta, begitulah kutipan yang saya baca di instagram beberapa waktu yang lalu. Saya tidak bisa menyebut anak indie karena bagi saya esensi kata “indie” itu sendiri, “Independen”, berdiri sendiri, mandiri, dan DIY (Do-It-Yourself). Penyebutan anak indie yang sekarang tersebar luas dimasyarakat mungkin merujuk pada musik yang mereka dengarkan, bukan pada karya yang mereka ciptakan.
Yang paling melekat dari anak-anak hipster ini selain gaya fashion yang anti mainstream/ beda dari kebanyakan, juga selera musik mereka yang anti mainstream/ belum banyak diketahui banyak orang. Kalau anak (sok) hipster kebanyakan mereka menyukai band indie yang memang sudah populer, sehingga sudah masuk kategori mainstream. Beberapa orang menyebut mereka sebagai fans karbitan, karena hanya mengikuti tren pasar, ketika tren pasar berubah, selera mereka juga berubah.Langsung saja saya mulai inti bahasan kali ini, saya tidak mau menambah jumlah haters dengan terus membahas anak yang selalu mengikuti tren pasar agar dianggap keren.
Di awal tulisan ini saya sudah menyinggung tentang senja. Selanjutnya saya akan membuat kompilasi lagu pengisi senja versi saya, mohon maaf jika kompilasi saya hanya mentok di lima lagu, karena saya belum menemukan lagu lain yang sarat makna seperti lagu yang ada dalam kompilasi saya ini. Saya tidak akan memasukkan beberapa lagu senja seperti yang tertulis di artikel lain, saya ingin memasukkan kompilasi yang benar-benar versi saya.
Lagu yang saya masukkan di tulisan ini mungkin beberapa orang sudah tidak asing lagi mendengarnya, namun saya menganggapnya belum terlalu mainstream kecuali mungkin di list nomor pertama, atau mungkin kompilasi lagu saya malah mainstream semua? Langsung aja yuk disimak ulasannya.
1. Silampukau- Malam Jatuh di Surabaya (MJDS)
Silampukau merupakan band indie asal Surabaya, karyanya tidak perlu di ragukan lagi. Band ini sering sekali di undang untuk mengisi acara musik baik di Surabaya, atau pun di luar Surabaya. Langganan acara SyncroFest juga. Penggemarnya banyak. Sejauh ini mereka punya dua album, satu mini album "Sementara ini" dan satu lagi album "Dosa, Kota, & Kenangan". Ada 10 tracklist dalam album "Dosa, Kota, & Kenangan", dan kesemuanya bercerita tentang kota Surabaya dan segala macam seluk beluknya. Ada cerita tentang Dolly di lagu Si Pelanggan, Membahas sedikit keberingasan jalan Ahmad Yani di lima lima belas sore lewat lagu Malam Jatuh Di Surabaya, Hujan yang tak kalah menakjubkan dari Paris lewat lagu Puan Kelana dan kisah perantau di Surabaya lewat Lagu Rantau (Sambat Omah) dan masih ada lagi yang tidak bisa saya sebutkan.
Malam Jatuh di Surabaya selain bercerita tentang keberingasan jalan Ahmad Yani di lima lima belas sore juga membahas mengenai kehidupan kota yang resah, riuh, padat, hingga adzan magrib pun terabaikan dan seperti terdengar lirih dan mengambang.
Lagu Malam Jatuh di Surabaya ini cocok sekali di dengarkan saat terjebak macet di jalan setelah sepulang kerja, lirik yang menggambarkan keberingasan pengendara kendaraan di setiap jalan di Surabaya, petikan gitar dan vokal Kharis yang mendayu-dayu cocok sekali menemani perjalanan dan perjuanganmu di tengah kemacetan jalan raya di waktu menjelang magrib. Liriknya puitis dan sarat makna, nadanya yang melankolis nggak akan bikin galau, justru mendorong kita untuk lebih menghargai kehidupan, terutama hubungan kita dengan Tuhan.
2. Silampukau - Puan Kelana
Jika lagu Malam Jatuh di Surabaya cocok diputar untuk menemani perjalanan pulang kerja yang macet, lagu Puan Kelana cocok diputar di kala senja untuk menghibur kaum pejuang LDR. Meskipun lagu ini sebenarnya juga bukan lagu LDR, melainkan lagu perpisahan dari sepasang kekasih, sang lelaki yang berpisah dengan sang perempuan yang akan pergi ke Perancis, dimana sebenarnya sang lelaki ini enggan untuk ditinggal pergi kekasihnya, enggan melepas kekasihnya ke Perancis yang dianggapnya penuh mara bahaya dan duka nestapa seperti di Surabaya.
Seperti lagu Silampukau yang lainnya, Puan Kelana juga memiliki lirik yang puitis, mereka menggambarkan perpisahan dengan cara yang tidak cengeng. Satu hal yang berbeda dengan lagu perpisahan lainnya. Meskipun tidak ada air mata, namun yang namanya perpisahan pasti akan selalu menghadirkan rindu, dan Langit senja adalah cara si lelaki mengungkapkan rindu dengan sang kekasih.
"Tiap kali langit meremang jingga, aku kan merindukanmu"
mantabbbb....
3. Banda Neira- Derai-Derai Cemara (Musikalisasi Puisi)
Banda Neira melantunkan Derai-Derai Cemara dalam album Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti. Dimana Derai-Derai Cemara merupakan puisi dari Chairil Anwar. Puisi yang bagus dikolaborasikan dengan kemampuan musik yang mumpuni menghasilkan karya baru yang luar biasa.
Menurut beberapa sumber puisi ini ditulis oleh Chairil Anwar menjelang kematiannya, mungkin maksud dari kata "terasa hari akan menjadi malam" adalah kiasan dari penghujung kehidupan atau ajal yang akan menjemput.
Derai-Derai Cemara menggambarkan kepasrahan penulisnya dalam menghadapi hidup, seperti daun yang terpukul angin. Bahwa hidup memang hanya menunda kekalahan. Bahwa pasrah adalah cara terbaik jika kita sudah benar-benar buntu dan terasing dari kehidupan ini.
Kenapa saya memasukkan Derai-Derai Cemara dalam kompilasi senja ini, karena nada-nadanya memberikan ketenangan bagi pendengarnya setelah seharian lelah menjalani hidup yang penuh keruwetan dan membuat penat, meskipun secara lirik menggambarkan kepasrahan dalam menghadapi kematian.
4. Float- Tiap Senja
Petikan gitar dan suara sang vokalis yang khas mampu membangkitkan lagi semangat kita setelah tenaga dan pikiran dikuras pasca kerja. Lagu ini juga cocok di dengarkan sambil menatap hujan dan menenun kenangan yang telah lama hilang. Kenangan tentang cinta yang sulit diraih, tentang sebuah penantian yang ujungnya sia-sia.
Tiap Senja sendiri sebenarnya bercerita tentang ketidakpastian sebuah perasaan. Sebuah kebimbangan. Kau tak nyata, pun tak semu. Kau ada.. tapi tak begitu tampak buatku. Kau tak ada, tapi kau begitu nyata adanya. Sebuah permainan rasa yang digubah menjadi lirik lagu yang sarat makna. Meskipun bagian intro memang mirip dengan lagu Nice Dream dari Radiohead.
5. JKT48- Yuuhi wo Miteiruka?
Lagu kelima memang lain dari keempat lagu yang sudah dibahas, karena lagu ini merupakan satu-satunya lagu di kompilasi senja ini yang dinyanyikan oleh grup idola dan bukan grup band. Saya masukkan Yuuhi Wo Miteiruka karena nuansa senja terasa sekali disini dan lagu ini juga sarat makna dan nasehat, cocok diputar selepas pulang kerja atau pulang kuliah disaat langit sudah berwarna oranye.
Yuuhi Wo Miteiruka adalah lagu JKT48 yang disadur dari sister groupnya, AKB48. Lagu ini bercerita tentang apa saja yang sudah dilakukan selama seharian, dari hal sedih sampai hal yang menyenangkan. Meskipun kita menjalani hari yang berat tapi kita harus bersyukur, layaknya mentari senja yang berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah.
Yuuhi Wo Miteiruka juga mengajarkan untuk selalu mensyukuri hal-hal kecil, karena banyak bersyukur bisa mendatangkan banyak kebahagian. Dan meskipun hubungan antar manusia itu rumit dan merepotkan tapi kita tidak bisa hidup sendiri, kita selalu butuh bantuan orang lain. Sesuai sekali ya dengan apa yang dialami dalam kehidupan sehari hari.
Apalagi semenjak musik indie mulai populer akhir-akhir ini menggantikan band Melayu, banyak sekali anak (sok) hipster yang mendadak menyukai musik folk, berteman dengan senja, kopi dan semesta, begitulah kutipan yang saya baca di instagram beberapa waktu yang lalu. Saya tidak bisa menyebut anak indie karena bagi saya esensi kata “indie” itu sendiri, “Independen”, berdiri sendiri, mandiri, dan DIY (Do-It-Yourself). Penyebutan anak indie yang sekarang tersebar luas dimasyarakat mungkin merujuk pada musik yang mereka dengarkan, bukan pada karya yang mereka ciptakan.
Yang paling melekat dari anak-anak hipster ini selain gaya fashion yang anti mainstream/ beda dari kebanyakan, juga selera musik mereka yang anti mainstream/ belum banyak diketahui banyak orang. Kalau anak (sok) hipster kebanyakan mereka menyukai band indie yang memang sudah populer, sehingga sudah masuk kategori mainstream. Beberapa orang menyebut mereka sebagai fans karbitan, karena hanya mengikuti tren pasar, ketika tren pasar berubah, selera mereka juga berubah.Langsung saja saya mulai inti bahasan kali ini, saya tidak mau menambah jumlah haters dengan terus membahas anak yang selalu mengikuti tren pasar agar dianggap keren.
Di awal tulisan ini saya sudah menyinggung tentang senja. Selanjutnya saya akan membuat kompilasi lagu pengisi senja versi saya, mohon maaf jika kompilasi saya hanya mentok di lima lagu, karena saya belum menemukan lagu lain yang sarat makna seperti lagu yang ada dalam kompilasi saya ini. Saya tidak akan memasukkan beberapa lagu senja seperti yang tertulis di artikel lain, saya ingin memasukkan kompilasi yang benar-benar versi saya.
Lagu yang saya masukkan di tulisan ini mungkin beberapa orang sudah tidak asing lagi mendengarnya, namun saya menganggapnya belum terlalu mainstream kecuali mungkin di list nomor pertama, atau mungkin kompilasi lagu saya malah mainstream semua? Langsung aja yuk disimak ulasannya.
1. Silampukau- Malam Jatuh di Surabaya (MJDS)
Silampukau merupakan band indie asal Surabaya, karyanya tidak perlu di ragukan lagi. Band ini sering sekali di undang untuk mengisi acara musik baik di Surabaya, atau pun di luar Surabaya. Langganan acara SyncroFest juga. Penggemarnya banyak. Sejauh ini mereka punya dua album, satu mini album "Sementara ini" dan satu lagi album "Dosa, Kota, & Kenangan". Ada 10 tracklist dalam album "Dosa, Kota, & Kenangan", dan kesemuanya bercerita tentang kota Surabaya dan segala macam seluk beluknya. Ada cerita tentang Dolly di lagu Si Pelanggan, Membahas sedikit keberingasan jalan Ahmad Yani di lima lima belas sore lewat lagu Malam Jatuh Di Surabaya, Hujan yang tak kalah menakjubkan dari Paris lewat lagu Puan Kelana dan kisah perantau di Surabaya lewat Lagu Rantau (Sambat Omah) dan masih ada lagi yang tidak bisa saya sebutkan.
Malam Jatuh di Surabaya selain bercerita tentang keberingasan jalan Ahmad Yani di lima lima belas sore juga membahas mengenai kehidupan kota yang resah, riuh, padat, hingga adzan magrib pun terabaikan dan seperti terdengar lirih dan mengambang.
Lagu Malam Jatuh di Surabaya ini cocok sekali di dengarkan saat terjebak macet di jalan setelah sepulang kerja, lirik yang menggambarkan keberingasan pengendara kendaraan di setiap jalan di Surabaya, petikan gitar dan vokal Kharis yang mendayu-dayu cocok sekali menemani perjalanan dan perjuanganmu di tengah kemacetan jalan raya di waktu menjelang magrib. Liriknya puitis dan sarat makna, nadanya yang melankolis nggak akan bikin galau, justru mendorong kita untuk lebih menghargai kehidupan, terutama hubungan kita dengan Tuhan.
2. Silampukau - Puan Kelana
Jika lagu Malam Jatuh di Surabaya cocok diputar untuk menemani perjalanan pulang kerja yang macet, lagu Puan Kelana cocok diputar di kala senja untuk menghibur kaum pejuang LDR. Meskipun lagu ini sebenarnya juga bukan lagu LDR, melainkan lagu perpisahan dari sepasang kekasih, sang lelaki yang berpisah dengan sang perempuan yang akan pergi ke Perancis, dimana sebenarnya sang lelaki ini enggan untuk ditinggal pergi kekasihnya, enggan melepas kekasihnya ke Perancis yang dianggapnya penuh mara bahaya dan duka nestapa seperti di Surabaya.
Seperti lagu Silampukau yang lainnya, Puan Kelana juga memiliki lirik yang puitis, mereka menggambarkan perpisahan dengan cara yang tidak cengeng. Satu hal yang berbeda dengan lagu perpisahan lainnya. Meskipun tidak ada air mata, namun yang namanya perpisahan pasti akan selalu menghadirkan rindu, dan Langit senja adalah cara si lelaki mengungkapkan rindu dengan sang kekasih.
"Tiap kali langit meremang jingga, aku kan merindukanmu"
mantabbbb....
3. Banda Neira- Derai-Derai Cemara (Musikalisasi Puisi)
Banda Neira melantunkan Derai-Derai Cemara dalam album Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti. Dimana Derai-Derai Cemara merupakan puisi dari Chairil Anwar. Puisi yang bagus dikolaborasikan dengan kemampuan musik yang mumpuni menghasilkan karya baru yang luar biasa.
Menurut beberapa sumber puisi ini ditulis oleh Chairil Anwar menjelang kematiannya, mungkin maksud dari kata "terasa hari akan menjadi malam" adalah kiasan dari penghujung kehidupan atau ajal yang akan menjemput.
Derai-Derai Cemara menggambarkan kepasrahan penulisnya dalam menghadapi hidup, seperti daun yang terpukul angin. Bahwa hidup memang hanya menunda kekalahan. Bahwa pasrah adalah cara terbaik jika kita sudah benar-benar buntu dan terasing dari kehidupan ini.
Kenapa saya memasukkan Derai-Derai Cemara dalam kompilasi senja ini, karena nada-nadanya memberikan ketenangan bagi pendengarnya setelah seharian lelah menjalani hidup yang penuh keruwetan dan membuat penat, meskipun secara lirik menggambarkan kepasrahan dalam menghadapi kematian.
4. Float- Tiap Senja
Petikan gitar dan suara sang vokalis yang khas mampu membangkitkan lagi semangat kita setelah tenaga dan pikiran dikuras pasca kerja. Lagu ini juga cocok di dengarkan sambil menatap hujan dan menenun kenangan yang telah lama hilang. Kenangan tentang cinta yang sulit diraih, tentang sebuah penantian yang ujungnya sia-sia.
Tiap Senja sendiri sebenarnya bercerita tentang ketidakpastian sebuah perasaan. Sebuah kebimbangan. Kau tak nyata, pun tak semu. Kau ada.. tapi tak begitu tampak buatku. Kau tak ada, tapi kau begitu nyata adanya. Sebuah permainan rasa yang digubah menjadi lirik lagu yang sarat makna. Meskipun bagian intro memang mirip dengan lagu Nice Dream dari Radiohead.
5. JKT48- Yuuhi wo Miteiruka?
Lagu kelima memang lain dari keempat lagu yang sudah dibahas, karena lagu ini merupakan satu-satunya lagu di kompilasi senja ini yang dinyanyikan oleh grup idola dan bukan grup band. Saya masukkan Yuuhi Wo Miteiruka karena nuansa senja terasa sekali disini dan lagu ini juga sarat makna dan nasehat, cocok diputar selepas pulang kerja atau pulang kuliah disaat langit sudah berwarna oranye.
Yuuhi Wo Miteiruka adalah lagu JKT48 yang disadur dari sister groupnya, AKB48. Lagu ini bercerita tentang apa saja yang sudah dilakukan selama seharian, dari hal sedih sampai hal yang menyenangkan. Meskipun kita menjalani hari yang berat tapi kita harus bersyukur, layaknya mentari senja yang berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah.
Yuuhi Wo Miteiruka juga mengajarkan untuk selalu mensyukuri hal-hal kecil, karena banyak bersyukur bisa mendatangkan banyak kebahagian. Dan meskipun hubungan antar manusia itu rumit dan merepotkan tapi kita tidak bisa hidup sendiri, kita selalu butuh bantuan orang lain. Sesuai sekali ya dengan apa yang dialami dalam kehidupan sehari hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar