Senin, 30 Maret 2020

Film yang paling mengena di hati




Bertepatan dengan Hari film Nasional ini saya akan memberikan daftar film yang paling mengena di hati saya.
Daftar ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi yang saya alami setelah menonton film ini. Meskipun beberapa mungkin termasuk kedalam film Lawas karena tahun rilisnya yang sudah puluhan tahun. Namun meskipun lawas jika kualitas film bagus tidak masalah kan? Apalagi jika filmnya sangat berkesan berapa kalipun di tonton. Terkadang ketika saya malas menyalakan televise saya lebih memilih menonton salah satu dari film ini. Lalu apa saja film yang mengena itu? Berikut ulasannya.

1.      Warkop DKI Original
Film pertama jatuh pada Warkop DKI. Film yang mungkin paling pertama saya tonton dibanding film yang lain. Saya mengenal atau menonton film mereka pada usia 5 tahunan. Kalau tidak salah judul film nya “Bisa Naik Bisa Turun” namun waktu itu saya tidak menontonnya hingga selesai hanya di adegan pertama saja. Yang paling saya ingat tentu saja adegan trio DKI melamar menjadi satpam dan ternyata dilatih oleh kepala satpam yang sedang sakit jiwa. Karena tidak tahan trio DKI ini akhirnya berhasil kabur tentu saja dengan gaya yang kocak.

Setelah bisa naik bisa turun saya lalu menonton film Warkop lain yang judulnya “Makin Lama Makin Asyik” di film ini Meriam Bellina masih sangat muda, hal yang paling tidak bisa dilupakan adalah trio DKI menyamar menjadi banci dan menyanyi bakumbakumbakeo. Mereka bertiga kemudian digoda om-om genit, Kasino dan Indro berhasil lolos karena banyak alas an sementara Dono tidak bisa meloloskan diri dan diajak ke apartemen entah hotel oleh om-om ini yang kemudian dia berhasil kabur lewat jendela.

Film Warkop DKI tentu saja menjadi favorit semua orang, bukan hanya saya. Lawakannya yang cerdas sangat sulit di temukan dalam film komedi masa kini. Saya dulu sempat membahas dengan salah satu teman ketika film Warkop DKI akan dibuat reborn, teman saya bilang hal itu tidak perlu karena akan merusak film Warkop yang sudah ada, namun saya memberikan pendapat lain, yah dan akhirnya begitulah yang terjadi.

2.      Ada Apa Dengan Cinta? (2002)
Siapa sih yang tidak mengenal pasangan fenomenal Rangga dan Cinta? Saya rasa semua orang mengetahui kisah cinta mereka. Rangga dan Cinta adalah Dilan Milea nya anak generasi 90 an.  Saya yakin dulu semua orang ingin menjadi gadis seperti Cinta dan memiliki pacar nan puitis seperti Rangga. Namun tentu saja tidak ingin akhir kisah cintanya digantung seperti Cinta yang menunggu dalam ketidakpastian selama ribuan purnama.

Di film Ada Apa Dengan Cinta ini kita bisa melihat kakak dari Vanesha (pemeran Milea) ketika masih muda. Saat itu Sissy Priscillia masih terlihat polos. Selain Sissy Priscillia kita juga bisa melihat Adinia Wirasti muda, Titi Kamal ketika masih muda dan Dennis Adiswara muda. Film Ada Apa Dengan Cinta mengangkat intrik kehidupan remaja pada jamannya. Kisah cinta ala Anak muda diawal tahun 2000 an dan serba serbi remaja pada masa itu. Selain kisahnya yang mudah diikuti film Ada Apa Dengan Cinta juga menawarkan soundtrack yang sangat bagus, begitu pula puisi-pusinya. Kehadiran PAS Band dan Anda Perdana di film ini menambah nilai plus film ini. Mudah-mudahan Mira Lesmana dan Riri Riza membuat film sefenomenal ini di kemudian hari.

3.      Perahu Kertas     (2012)
Film ini diadaptasi dari novel yang sangat epic karya Dewi Lestari atau Dee. Rasanya saya tidak perlu menjelaskan alur cerita dari film ini, karena saya yakin semua orang sudah pernah menonton film ini, atau minimal sudah membaca novelnya.  Sebenarnya antara novel dan film tidak jauh berbeda, hanya saja ketika membaca novelnya terasa lebih dramatis, mungkin karena ketika kita sedang membaca, imajinasi kita berkelana bebas, sehingga ketika di visualkan tidak sesuai dengan imajinasi kita tersebut.
Karakter Kugy di film yang diperankan oleh Maudy Ayunda menurut saya kurang greget. Di novel Kugy digambarkan sebagai tokoh yang tidak jaim dan cenderung nerd, namun di filmnya Maudy Ayunda terlihat lebih modis dan jaim, meskipuin secara visual Maudy sangat cocok memerankan tokoh Kugy, hanya saja sisi Nerd dan uniknya belum tergambar sempurna.

Terlepas dari karakter Kugy yang kurang optimal namun film ini cukup bagus dan mengena bagi siapun yang menonton, apalagi jika sedang mengalami masalah yang pelik seperti tokoh di film ini. Kugy yang ingin menjadi penulis dongeng namun harus menjalani profesi lain dulu karena penulis dongeng dianggap profesi kurang realistis oleh lingkungannya, Keenan yang harus kuliah di jurusan yang bukan dia inginkan karena perintah ayahnya, Kugy dan Keenan yang diam-diam saling jatuh cinta dan harus menghadapi ujian yang berliku. Rasanya perahu kertas adalah paket komplit, dimana konflik yang ada merupakan masalah yang relate dengan kehidupan kita. Terkadang realita memang serumit dan semenyakitkan itu. Tinggal bagaimana kita bersikap, menyerah dengan keadaan atau tetap berjuang dan berusaha meraihnya. 

4.      5 cm                      (2012)
Sama seperti film Perahu Kertas, 5 cm juga merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama karya Donny Dhirgantoro. Film 5 cm bercerita tentang persahabatan 5 orang anak manusia, dimana mereka sudah bersahabat selama belasan tahun dan mengalami kejenuhan dalam persahabatan mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk lost contact selama beberapa bulan. Disaat mereka bertemu lagi, mereka merayakannya dengan sebuah perjalanan yang tak terlupakan. Bagi yang telah membaca novelnya 5 cm ini ada beberapa perbedaan antara di novel dan di filmnya. Ada beberapa adegan yang menurut saya penting tapi tidak ditampilkan di filmnya, ending film pun juga sedikit berbeda, namun benang merah tetap sama baik di novel ataupun di film.

5.      Bebas                    (2019)
Kemarin saya baru saja menonton film Bebas, saya menonton melalui aplikasi Youtube, setelah beberapa waktu yang lalu saya tidak dapat menonton di bioskop karena kesibukan, dan dikarenakan di bioskop dekat rumah saya film tersebut hanya bertahan selama satu minggu. Akhirnya saya harus puas menunggu hingga film tersebut tayang di Youtube. Saya menonton film ini sebanyak tiga kali, rasanya nonton sekali nggak cukup.

Film bebas merupakan adaptasi dari film korea berjudul Sunny. Sunny sendiri merupakan nama dari Geng di film ini, versi Indonesia bernama Geng Bebas. Nama Sunny diambil dari salah satu judul lagu yang direkomendasikan oleh penyiar radio menjadi nama geng mereka. Sama seperti Sunny, nama Geng Bebas juga direkomendasikan dari judul lagu yang sedang ngehitz pada waktu itu, lagu Bebas milik Iwa K. Film Bebas merupakan film Sunny dengan cita rasa Indonesia.

Perbedaan yang mencolok di film ini selain culture budaya dan setting tempat serta waktu adalah anggota dari Geng ini sendiri. Di film Sunny anggota geng terdiri 7 orang perempuan, sementara geng bebas terdiri oleh 5 orang perempuan dan satu orang laki-laki. Hal ini lantaran pada masa itu sekolah khusus wanita belum umum di Indonesia, sehingga pemilihan anggota geng pun juga dibuat heterogen meskipun hanya memasukkan satu anggota laki-laki.

Yang menarik di film ini selain menyoroti masalah remaja pada masa itu, juga menyoroti masalah politik Indonesia yang panas di masa itu. Hal ini diceritakan lewat kakak/abang dari tokoh Vina yang menjadi seorang aktivis. Dimana ketika masa itu dia membela mati-matian hak-hak warga Indonesia, namun ketika dia menjadi anggota dewan seakan lupa dengan hak-hak yang dulu pernah di belanya. Secara tidak langsung menyindir aktivis pada masa itu yang sekarang menjadi anggota dewan.

Film Bebas adalah nostalgia terbaik bagi kamu yang merindukan masa sekolahmu di tahun 90 an. Lagu-lagu yang ngetren di masa itu juga ditampilkan di film ini. Kamu juga bisa belajar tentang fashion remaja pada tahun 90 an, gaya rambut yang ngetren pada masa itu, juga nostalgia request lagu dan salam lewat radio. Ayo nostalgia masa mudamu dengan film Bebas!

Tambahan :
6.      Remember When (2014)
7.      Ngenest     (2015)
8.      Bad Genius          (2017)
9.      Wedding agreement (2019)
10.  Ajari Aku Islam (2019)


#SelamatHariFilmNasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar