Dosen saya pernah
berkata, Film yang bagus adalah film yang
setelah ditonton akan terus terngiang di kepala kita. Dan itulah yang saya
rasakan setelah menyaksikan karya terbaru dari Visinema Pictures, “Mencuri Raden
Saleh”. Sepanjang perjalanan pulang dari bioskop otak saya tak bisa berhenti
memikirkan adegan demi adegan yang telah saya tonton. Boleh dibilang film
Mencuri Raden Saleh adalah film terbaik yang pernah saya tonton di bioskop.
Durasi 2,5 jam tak terasa karena film ini benar-benar seru. Selama film di
putar saya tak henti-hentinya ikut merasakan ketegangan seperti yang dirasakan
Piko dan komplotan yang lain. Menyaksikan film ini rasanya seperti naik roller
coaster yang tiada berujung. Dan berikut ini ulasan saya mengenai film ini.
Adegan diawali dengan menampilkan
seorang mahasiswa seni rupa yang bernama Piko. Dia sedang meniru lukisan karya
Widayat. Selanjutnya lukisan Piko tersebut dijual melalui perantara sahabatnya
yang bernama Ucup. Lukisan palsu tersebut kemudian masuk dalam acara lelang dan
laku terjual senilai 900 juta rupiah. Piko melakoni pekerjaan sampingan ini untuk
membebaskan ayahnya yang dipenjara karena dijebak dalam kasus pembobolan bank. Hampir
setiap minggu Piko selalu menjenguk ayahnya di penjara. Suatu hari saat sedang
menjenguk ayahnya, ayahnya Piko yang bernama Pak Budiman memberitahu Piko jika
dirinya bisa bebas asalkan mampu membayar 2 miliar untuk menyewa pengacara yang
akan membuka kasus ini kembali. Piko pulang dengan muka kusut. Sesampainya di
rumahnya dia bertemu dengan Ucup dan menceritakan pembicaraannya dengan ayahnya
pada Ucup. Ucup juga membahas lukisan Widayat yang di palsukan oleh Piko
beberapa waktu yang lalu yang ternyata terjual sebesar 900 juta namun Piko hanya
mendapat bagian sekitar 50 juta. Ucup merencanakan akan menego ulang harga lukisan
yang dijual pada Dini pada proyek berikutnya.
Singkat cerita Ucup dan
Piko kembali bertemu Dini di Galeri Nasional. Dini menawarkan pekerjaan untuk
membuat lukisan Raden Saleh yaitu penangkapan Pangeran Diponegoro. Piko
langsung menolak keras tawaran Dini ini karena dia takut dipenjara. Menurut Piko
proyek kali ini bukan lagi memalsukan lukisan namun membuat replica. Piko tidak
sanggup dan menolak tawaran Dini. Baginya lukisan penangkaan Pangeran Diponegoro
sangat jlimet dan penuh dengan simbol-simbol yang tak bisa dilakukan oleh Piko.
Namun Ucup lalu membuat penawaran, jika Dini mampu membayar 2 miliar untuk proyek
ini, Piko akan melakukan proyek ini. Dini setuju dan meminta Piko menyelesaikan
proyek ini dalam waktu 1 bulan. Piko kembali menjelaskan pada Ucup bahwa
lukisan penangkapan pangeran Diponegoro bukan hanya sekedar lukisan, namun juga
memiliki kompleksitas warna yang ribet dan teknik yang tinggi, juga terdapat
banyak sekali emosi dan simbol-simbol. Namun dengan keahliannya sebagai hacker
Ucup berhasil membobol situs Galeri Nasional dan mendapatkan data-data restorasi
terakhir mengenai lukisan Raden Saleh yaitu penangkapan Pangeran Diponegoro.
Piko dengan ditemani
Ucup mulai mengerjakan proyek ini. Focus Piko pada proyek ini membuat
hubungannya dengan Sarah renggang. Sarah mengetahui penyebab renggangnya
hubungan mereka karena kedekatan Piko dan Ucup. Hal ini membuat Sarah tak pernah
menyukai Ucup berteman dengan Piko. Puncaknya adalah saat Sarah memergoki Piko
dan Ucup sedang berpelukan. Piko lalu menjelaskan semua yang terjadi pada
Sarah. Sarah semakin sebal dengan Ucup karena Ucup lebih mengetahui banyak hal
tentang Piko dibanding dirinya. Namun pada akhirnya Piko memberi tahu alasannya
dan Sarah mengerti alasan Piko menyembunyikan hal ini darinya karena tak ingin
membuatnya khawatir. Piko juga tak ingin mengganggu focus Sarah yang sedang
mempersiakan diri untuk PON.
Setelah drama Sarah,
Piko, Ucup selesai, ketiganya lalu mengantarkan lukisan itu pada Dini di tempat
yang telah disepakati. Ternyata Dini tak datang sendiri ke tempat pertemuan
melainkan mengajak beberapa orang. Piko menunjukkan hasil lukisannya dan Dini
puas dengan hasilnya. Tanpa disangka oleh ketiganya, tiba-tiba Permadi, mantan
presiden turun dari mobil dan melihat lukisan palsu milik Piko. Permadi memuji lukisan
Piko lalu mengajukan penawaran padanya. Piko diminta mengambil lukisan tersebut
di istana negara, jika berhasil dia akan dibayar 17 miliar. Piko menolak keras
tawaran ini karena dia tidak mau mencuri, dia hanya ingin 2 miliar saja, namun
Permadi mengancam Piko dengan menunjukkan video ayahnya Piko, Budiman yang
sedang dihajar oleh anak buah Permadi, Permadi berkata ayahnya bisa menderita
lebih dari itu bahkan sampai dihilangkan nyawanya jika Piko tak mau menuruti
tawaran Permadi. Permadi memberikan uang 500 juta sebagai modal awal untuk
mencari kru. Dan dari sinilah segala ketegangan dimulai. Untuk cerita lebih
lengkapnya silahkan tonton filmnya di bioskop terdekat.
Di dunia ini tak ada hasil
karya manusia yang 100% sempurna, pasti ada beberapa minus dan inilah beberapa
hal yang menurut saya minus dari film ini. Pertama adalah adegan awal film ini
terasa lambat dan sedikit membosankan. Namun setelah Piko, Ucup dan Dini
bertemu di Galeri Nasional untuk misi menirukan lukisan Raden Saleh yaitu penangkapan
Pangeran Diponegoro, alur cerita menjadi seru dan menyenangkan untuk diikuti.
Lalu Fella yang bergabung dengan komploan pencurian lukisan ini entah mengapa
menurut saya seperti terlalu cepat dan terburu-buru, harusnya ada satu adegan
lagi hingga dia akhirnya bergabung. Saya tau dia tajir sejak lahir dan ikut
misi ini hanya untuk petualangan, namun dia yang terlahir dari keluarga kaya
seharusnya menimbang sedikit lama sebelum bergabung di misi ini, mengingat
resikonya terlalu tinggi untuk dia bergabung yang bisa saja jika misi ini gagal
dan dia ikut tertangkap akan mencoreng nama baik keluarganya. Ada plot twist
yang bisa tertebak, mungkin memang disengaja bisa tertebak untuk membuktikan
bahwa mereka memang masih amatir dalam melakukan misi ini. Satu lagi. Saat Piko
melakukan pemanasan pada lukisan yang baru dia buat, dia terlambat beberapa
detik untuk mematikan alat pemanasnya sehingga menimbulkan garis memanjang di
lukisannya namun kemudian garis itu tiba-tiba hilang. Rasanya aneh aja gitu.
Tapi terlepas dari
adanya hal minus pada film Mencuri Raden Saleh, film ini memiliki banyak
kelebihan yang membuatnya pantas dijuluki sebagai salah satu film terbaik tahun
ini, dan pantas juga mendapatkan penghargaan karena film ini berbeda dengan
kebanyakan film Indonesia yang ada. Kemistri antar karakter sangat kuat di film
ini dan porsi masing-masing karakter sangat pas. Tidak ada yang lebih unggul.
Dan semua karakter di film ini dibawakan dengan sangat baik sehingga semua
tokoh terlihat penting. Interaksi Iqbaal dan Aghniny sangat menggemaskan, apalagi
saat dia cemburu karena Aghniny dekat dengan Rama. Hubungan persaudaraan Umay
dan Ari juga terlihat meyakinkan. Celetukan keduanya juga sangat pas dan cocok
sehingga sangat ngocol sekali. Akting Umay saat dia tegang sangat natural tanpa
dibuat-buat. Kalau acting Rachel Amanda sih saya tidak perlu memberi komentar
ya, sudah terlihat kelasnya. Angga Yunanda juga keren, keluar dari zona
nyamannya. Secara keseluruhan saya memberi skor film ini 8,5/10. Semoga part
keduanya segera rilis, nggak sabar banget.
Hari ini tepat satu
bulan film ini dirilis, segera ke bioskop ya sebelum film ini turun layar. Maju
terus perfilman Indonesia. Jaya jaya jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar