Kamis, 14 Mei 2020

Bad Genius: Film Dengan Cerita Kelewat Jenius (Spoiler)

Pernah bayangin nggak gimana deg-degannya kita saat memberikan contekan pada teman saat sedang ujian atau tes di sekolah, atau bagaimana deg-degannya kita saat kita sedang menjadi joki dalam sebuah tes masuk perguruan tinggi internasional?
Semua rasa was-was dan suasana yang sangat menegangkan itu bisa kita alami saat kita sedang menonton film dari negeri gajah putih yang berjudul Bad Genius. Film Bad Genius sendiri terinspirasi dari kisah nyata tes STIC yang mengalami kebocoran.
Cerita diawali ketika Lyn dipindahkan ayahnya ke sekolah yang lebih bonafide dan diharapkan mampu membuat Lyn ketrima kuliah di luar negeri saat lulus sekolah nanti. Lyn yang berasal dari keluarga sederhana, ayahnya hanya bekerja sebagai guru, menolak tawaran tersebut karena dianggap biaya di sekolah tersebut terlalu mahal. Dia tidak ingin membebani ayahnya dengan biaya sekolah itu. Namun ayahnya tetap bersikeras menyekolahkannya di tempat itu, yang dianggap dapat mengembangkan potensi akademik anaknya. Setelah melalui perdebatan panjang dengan kepala sekolah, Lyn akhirnya bersedia sekolah di tempat itu dengan jalur beasiswa. Di sekolah baru, Lyn yang jenius berdandan ala anak kutu buku pada umumnya. Memakai kacamata tebal. Saat sedang melakukan pemotretan kartu pelajar, dia bertemu dengan Grace yang kemudian menjadi sahabatnya.Grace inilah yang kemudian merubah dandanan juga perilaku Lyn.
Konflik dimulai ketika Grace dan Lyn sedang menjalani ujian matematika, dimana ujian tersebut memiliki soal yang sama dengan soal ujian sebelumnya. Namun karena Grace bukan anak yang pintar, dia tetap tidak bisa mengerjakan soal tersebut. Sebagai sahabat Grace, Lyn tidak tega melihatnya kesusahan, akhirnya Lyn memberikan jawaban soal ujian tersebut pada Grace. Jawaban tersebut dia tuliskan diatas penghapus ujiannya, yang lalu dia berikan dengan cara dimasukkan ke dalam sepatu yang digeserkan pada Grace yang duduk dibelakangnya. Saat dia mendorong sepatu pada Grace itulah guru pengawas ujian berkeliling, Lyn menyembunyikan kakinya yang tidak menggunakan sepatu agar tidak diketahui guru pengawas ujian. Hal yang membuat deg-degan adalah saat Grace mengembalikkan sepatu Lyn dengan cara ditendang, dimana sepatu tersebut melesat jauh. Agar tidak dicurigai, akhirnya Lyn mengumpulkan jawaban ujiannya sekalian mengambil sepatunya yang melesat lumayan jauh dari tempat duduknya. Berkat contekan Lyn, nilai Grace yang dulu selalu jeblok berangsur-angsur membaik. Dari Grace inilah dimulai bisnis contek mencontek jawaban ujian. Client Lyn yang awalnya hanya berjumlah 5 orang semakin hari bertambah banyak. Trik contekannya pun semakin berkembang. Kali ini Lyn mengibaratkan jawaban dengan gerak jari notasi piano musik klasik, salah satunya Fur Elise. Satu lagu untuk 1 jawaban. Misal notasi lagu Fur Elise untuk jawaban A dan seterusnya.
Namun tidak selamanya segala sesuatu berjalan seperti yang kita rencanakan. Di salah satu ujian, kecurangan Lyn ini diketahui oleh kepala sekolah dan guru pengawas, setelah salah satu temannya yang tak kalah jenius bernama Bank melapor pada guru pengawas ujian bahwa ada salah satu siswa yang mencontek Lyn. Lyn dan teman yang dituduh mencontek ini kemudian dipanggil ke ruang kepala sekolah, disitulah terbongkar bisnis contekan Lyn. Karena kejadian itu rekomendasi beasiswa untuk kuliah ke Singapura untuknya dicoret, hingga menyisakan Bank. Sebenarnya beasiswa itu hanya mengambil satu siswa terbaik, namun karena tingkah laku Lyn yang dianggap tidak baik alias curang itu dirinya dicoret dari daftar beasiswa. Ayahnya sangat kecewa dengan tingkah laku Lyn ini. Lyn hanya bisa menangis.
Cerita makin rumit tak kala Grace meminta Lyn untuk menjadi joki di sebuah tes masuk perguruan tinggi internasional STIC.  Lyn awalnya menolak tawaran Grace itu karena dia merasa tidak mampu, namun setelah dia melihat ada kemungkinan untuk menjadi joki tersebut dan bayaran yang diterima besar dia menerima tawaran tersebut. Tentu saja dia tidak bisa melakukan pekerjaan itu sendirian, dan satu-satunya yang bisa diajak kerjasama adalah Bank, namun bagaimana cara Lyn membujuk laki-laki itu? Karena selama ini Bank dikenal menjadi siswa yang berperilaku baik dan jujur. Path (pacar Grace) lalu merencakanan kejahatan pada Bank, yang membuat Bank kehilangan beasiswa ke Singapura. Karena insiden tersebut akhirnya Bank menerima tawaran Lyn dan menjadi joki di sebuah tes masuk perguruan tinggi internasional STIC.
Bank yang sudah sepakat untuk pergi ke tes STIC sempat membatalkan niatnya, setelah tau ternyata Path yang menjadi dalang dari insiden beberapa waktu lalu yang membuatnya kehilangan beasiswa ke Singapura. Path sengaja melakukan hal tersebut agar Bank mau menerima tawaran joki tersebut. Namun Bank kembali melanjutkan tawaran Grace dan Path saat dia melihat papan reklame, dia teringat akan ibunya yang memerlukan uang untuk membeli mesin cuci baru (Bank dan Ibunya memiliki usaha Laundry), untuk itulah dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke tes STIC.
Hal yang paling mendebarkan tentu saja saat mereka mengikuti tes STIC di Sydney Australia. Mereka sengaja memilih Sydney karena memiliki perbedaan waktu yang lumayan banyak dengan Bangkok, artinya mereka masih memiliki waktu untuk memberikan jawaban bagi Grace dan Path. Jawaban ini kemudian didistribusikan pada client mereka yang berjumlah puluhan ini.
Tes babak pertama berjalan lancar tanpa ada kecurigaan dari panitia STIC. Setiap jam istirahat ujian, mereka akan buru-buru menuju toilet untuk mengirimkan jawaban pada Grace dan Path yang dijadikan barcode pensil ujian, yang kemudian dibagikan pada client mereka. Untuk menghindari kecurigaan panitia ujian mereka meletakkan ponsel di bawah tutup closet. Sehingga saat mereka istirahat ujian, mereka akan mengambil ponsel yang disembunyikan dan mengetikkan jawaban pada Grace dan Path. Namun sialnya, saat mereka ke toilet untuk kedua kalinya inilah Bank melakukan kesalahan yang membuatnya disidang panitia STIC karena ketahuan berbuat curang. Bank yang ketahuan menjadi joki dibawa panitia ke salah satu ruang untuk disidang.  Lyn yang tak sengaja melihat hal tersebut menjadi sangat gugup. Dirinya juga takut jika mengalami hal yang sama. Dia lalu memindahkan ponselnya ke bawah dispenser dan segera kembali ke ruang ujian untuk menyelesaikan sesi terakhir.
Di sesi terakhir tes Lyn benar-benar tidak bisa fokus, bahkan tangannya sampai susah digerakkan karena dia yang sangat gugup. Dia berusaha untuk fokus dan menyelesaikan tes sesi terakhir tersebut. Dia bahkan sampai menuliskan jawaban yang dihapalnya ke dalam jawaban essai.  Akhirnya setelah dia menyelesaikan ujian dia berpura-pura sakit agar bisa meninggalkan ruang ujian sesegera mungkin. Dia melakukan hal ini agar tidak ikut dicurigai panitia STIC. Benar saja tak lama setelah dia meninggalkan ruang ujian dia dikejar-kejar panitia STIC hingga ke stasiun. Dia terus menghindari panitia yang mengejarnya ini sambil mengirimkan jawaban pada Grace dan Path.
Selain adegan Bank yang ketahuan berbuat curang saat ujian STIC, hal yang paling mendebarkan di film ini adalah adegan kejar-kejaran dengan panitia STIC di stasiun ini. Disini terlihat jelas bagaimana tegangnya dikejar/diburu hingga kita tidak bisa bersembunyi lagi. Hingga kita tidak bisa kabur karena sudah mentok. Benar-benar film yang membuat kita ikut ketar-ketir dengan nasib tokoh di film ini.
Lalu mengapa saya bilang bad genius adalaha film yang jenius, hal ini karena kita diperlihatkan bagaima cara mencontek yang out of the box, di luar dugaan. Dimana lagi kita bisa melihat teknik mencontek yang luar biasa seperti ini selain di film ini, namun meskipun teknik menconteknya luar biasa, bukan berarti bisa ditiru, karena mencontek adalah perbuatan yang tidak baik. Selain teknik mencontek yang terkesan jenius, kita juga akan disuguhi bagaimana kejeniusan tokoh dalam menghadapi situasi darurat. Bagimana dia masih bisa menghindar dari kejaran panitian dan melenyapkan barang bukti, meskipun saat itu dia dalam kondisi gugup dan sangat terdesak. Bagaimana dia benar-benar membuktikan bahwa dirinya tidak ikut terlibat dan meninggalkan meja ujian karena memang benar-benar sakit dan bukan yang lain. Menurut saya tidak semua orang memiliki pikiran sehebat itu. Ya memang sebelum tes dia dan Bnak sudah dilatih bagaimana menyelamatkan diri saat ketahuan, namun kondisi di lapangan tentu saja sangat berbeda. Apalagi ditambah dengan kegugupan itu. Untuk orang normal disaat gugup jarang sekali ada ide bagus yang terlintas, boro-boro ide bagus, pikiran kita aja rasanya blank. Tidak ada gambaran apapun.
Saya sungguh memuji kejeniusan penulis script film ini, bagimana dia bisa membuat adegan seolah-olah kita terlibat di dalamnya, membuat ide mencontek yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, membuat adegan kejar-kejaran menjadi sangat menegangkan dan penuh ide jenius untuk menyelamatkan diri, dan memberikan kejutan tak terduga di beberapa scene. Kejutan yang diberikan pun juga mampu membuat penonton terkejut, tidak menduga-duga. Salut untuk penulis naskah, sutradara dan tokoh yang mampu memerankan perannya dengan sempurna.
Namun seperti film Thailand pada umumnya, ending film ini juga terkesan menggantung, entah sengaja dibuat demikian agar penonton penasaran atau memang ada lanjutannya. Meskipun endingnya menggantung, namun film ini benar-benar membuat saya berkesan setelah menontonnya. Benar-benar film yang jenius, sama seperti judulnya. Tidak salah jika film ini meraih penghargaan internasional, penghargaan itu memang pantas didapatkan film Bad Genius ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar