Pernah
bayangin nggak gimana deg-degannya kita saat memberikan contekan pada teman
saat sedang ujian atau tes di sekolah, atau bagaimana deg-degannya kita saat
kita sedang menjadi joki dalam sebuah tes masuk perguruan tinggi internasional?
Semua rasa was-was dan suasana yang sangat menegangkan itu bisa kita alami saat
kita sedang menonton film dari negeri gajah putih yang berjudul Bad Genius.
Film Bad Genius sendiri terinspirasi dari kisah nyata tes STIC yang mengalami
kebocoran.
Cerita
diawali ketika Lyn dipindahkan ayahnya ke sekolah yang lebih bonafide dan
diharapkan mampu membuat Lyn ketrima kuliah di luar negeri saat lulus sekolah
nanti. Lyn yang berasal dari keluarga sederhana, ayahnya hanya bekerja sebagai
guru, menolak tawaran tersebut karena dianggap biaya di sekolah tersebut
terlalu mahal. Dia tidak ingin membebani ayahnya dengan biaya sekolah itu. Namun
ayahnya tetap bersikeras menyekolahkannya di tempat itu, yang dianggap dapat
mengembangkan potensi akademik anaknya. Setelah melalui perdebatan panjang
dengan kepala sekolah, Lyn akhirnya bersedia sekolah di tempat itu dengan jalur
beasiswa. Di sekolah baru, Lyn yang jenius berdandan ala anak kutu buku pada
umumnya. Memakai kacamata tebal. Saat sedang melakukan pemotretan kartu pelajar,
dia bertemu dengan Grace yang kemudian menjadi sahabatnya.Grace inilah yang kemudian
merubah dandanan juga perilaku Lyn.
Konflik
dimulai ketika Grace dan Lyn sedang menjalani ujian matematika, dimana ujian
tersebut memiliki soal yang sama dengan soal ujian sebelumnya. Namun karena
Grace bukan anak yang pintar, dia tetap tidak bisa mengerjakan soal tersebut.
Sebagai sahabat Grace, Lyn tidak tega melihatnya kesusahan, akhirnya Lyn
memberikan jawaban soal ujian tersebut pada Grace. Jawaban tersebut dia
tuliskan diatas penghapus ujiannya, yang lalu dia berikan dengan cara
dimasukkan ke dalam sepatu yang digeserkan pada Grace yang duduk dibelakangnya.
Saat dia mendorong sepatu pada Grace itulah guru pengawas ujian berkeliling,
Lyn menyembunyikan kakinya yang tidak menggunakan sepatu agar tidak diketahui
guru pengawas ujian. Hal yang membuat deg-degan adalah saat Grace
mengembalikkan sepatu Lyn dengan cara ditendang, dimana sepatu tersebut melesat
jauh. Agar tidak dicurigai, akhirnya Lyn mengumpulkan jawaban ujiannya sekalian
mengambil sepatunya yang melesat lumayan jauh dari tempat duduknya. Berkat
contekan Lyn, nilai Grace yang dulu selalu jeblok berangsur-angsur membaik. Dari
Grace inilah dimulai bisnis contek mencontek jawaban ujian. Client Lyn yang
awalnya hanya berjumlah 5 orang semakin hari bertambah banyak. Trik contekannya
pun semakin berkembang. Kali ini Lyn mengibaratkan jawaban dengan gerak jari
notasi piano musik klasik, salah satunya Fur Elise. Satu lagu untuk 1 jawaban.
Misal notasi lagu Fur Elise untuk jawaban A dan seterusnya.
Namun
tidak selamanya segala sesuatu berjalan seperti yang kita rencanakan. Di salah
satu ujian, kecurangan Lyn ini diketahui oleh kepala sekolah dan guru pengawas,
setelah salah satu temannya yang tak kalah jenius bernama Bank melapor pada
guru pengawas ujian bahwa ada salah satu siswa yang mencontek Lyn. Lyn dan
teman yang dituduh mencontek ini kemudian dipanggil ke ruang kepala sekolah,
disitulah terbongkar bisnis contekan Lyn. Karena kejadian itu rekomendasi
beasiswa untuk kuliah ke Singapura untuknya dicoret, hingga menyisakan Bank.
Sebenarnya beasiswa itu hanya mengambil satu siswa terbaik, namun karena
tingkah laku Lyn yang dianggap tidak baik alias curang itu dirinya dicoret dari
daftar beasiswa. Ayahnya sangat kecewa dengan tingkah laku Lyn ini. Lyn hanya
bisa menangis.
Cerita
makin rumit tak kala Grace meminta Lyn untuk menjadi joki di sebuah tes masuk
perguruan tinggi internasional STIC. Lyn
awalnya menolak tawaran Grace itu karena dia merasa tidak mampu, namun setelah
dia melihat ada kemungkinan untuk menjadi joki tersebut dan bayaran yang
diterima besar dia menerima tawaran tersebut. Tentu saja dia tidak bisa
melakukan pekerjaan itu sendirian, dan satu-satunya yang bisa diajak kerjasama
adalah Bank, namun bagaimana cara Lyn membujuk laki-laki itu? Karena selama ini
Bank dikenal menjadi siswa yang berperilaku baik dan jujur. Path (pacar Grace)
lalu merencakanan kejahatan pada Bank, yang membuat Bank kehilangan beasiswa ke
Singapura. Karena insiden tersebut akhirnya Bank menerima tawaran Lyn dan
menjadi joki di sebuah tes masuk perguruan tinggi internasional STIC.
Bank
yang sudah sepakat untuk pergi ke tes STIC sempat membatalkan niatnya, setelah
tau ternyata Path yang menjadi dalang dari insiden beberapa waktu lalu yang
membuatnya kehilangan beasiswa ke Singapura. Path sengaja melakukan hal
tersebut agar Bank mau menerima tawaran joki tersebut. Namun Bank kembali melanjutkan
tawaran Grace dan Path saat dia melihat papan reklame, dia teringat akan ibunya
yang memerlukan uang untuk membeli mesin cuci baru (Bank dan Ibunya memiliki
usaha Laundry), untuk itulah dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke tes STIC.
Hal
yang paling mendebarkan tentu saja saat mereka mengikuti tes STIC di Sydney
Australia. Mereka sengaja memilih Sydney karena memiliki perbedaan waktu yang
lumayan banyak dengan Bangkok, artinya mereka masih memiliki waktu untuk
memberikan jawaban bagi Grace dan Path. Jawaban ini kemudian didistribusikan
pada client mereka yang berjumlah puluhan ini.
Tes
babak pertama berjalan lancar tanpa ada kecurigaan dari panitia STIC. Setiap
jam istirahat ujian, mereka akan buru-buru menuju toilet untuk mengirimkan
jawaban pada Grace dan Path yang dijadikan barcode pensil ujian, yang kemudian
dibagikan pada client mereka. Untuk menghindari kecurigaan panitia ujian mereka
meletakkan ponsel di bawah tutup closet. Sehingga saat mereka istirahat ujian,
mereka akan mengambil ponsel yang disembunyikan dan mengetikkan jawaban pada
Grace dan Path. Namun sialnya, saat mereka ke toilet untuk kedua kalinya inilah
Bank melakukan kesalahan yang membuatnya disidang panitia STIC karena ketahuan
berbuat curang. Bank yang ketahuan menjadi joki dibawa panitia ke salah satu
ruang untuk disidang. Lyn yang tak
sengaja melihat hal tersebut menjadi sangat gugup. Dirinya juga takut jika
mengalami hal yang sama. Dia lalu memindahkan ponselnya ke bawah dispenser dan
segera kembali ke ruang ujian untuk menyelesaikan sesi terakhir.
Di
sesi terakhir tes Lyn benar-benar tidak bisa fokus, bahkan tangannya sampai
susah digerakkan karena dia yang sangat gugup. Dia berusaha untuk fokus dan
menyelesaikan tes sesi terakhir tersebut. Dia bahkan sampai menuliskan jawaban
yang dihapalnya ke dalam jawaban essai. Akhirnya setelah dia menyelesaikan ujian dia
berpura-pura sakit agar bisa meninggalkan ruang ujian sesegera mungkin. Dia
melakukan hal ini agar tidak ikut dicurigai panitia STIC. Benar saja tak lama
setelah dia meninggalkan ruang ujian dia dikejar-kejar panitia STIC hingga ke
stasiun. Dia terus menghindari panitia yang mengejarnya ini sambil mengirimkan
jawaban pada Grace dan Path.
Selain
adegan Bank yang ketahuan berbuat curang saat ujian STIC, hal yang paling
mendebarkan di film ini adalah adegan kejar-kejaran dengan panitia STIC di
stasiun ini. Disini terlihat jelas bagaimana tegangnya dikejar/diburu hingga
kita tidak bisa bersembunyi lagi. Hingga kita tidak bisa kabur karena sudah
mentok. Benar-benar film yang membuat kita ikut ketar-ketir dengan nasib tokoh
di film ini.
Lalu
mengapa saya bilang bad genius adalaha film yang jenius, hal ini karena kita diperlihatkan
bagaima cara mencontek yang out of the box, di luar dugaan. Dimana lagi kita
bisa melihat teknik mencontek yang luar biasa seperti ini selain di film ini,
namun meskipun teknik menconteknya luar biasa, bukan berarti bisa ditiru,
karena mencontek adalah perbuatan yang tidak baik. Selain teknik mencontek yang
terkesan jenius, kita juga akan disuguhi bagaimana kejeniusan tokoh dalam
menghadapi situasi darurat. Bagimana dia masih bisa menghindar dari kejaran
panitian dan melenyapkan barang bukti, meskipun saat itu dia dalam kondisi gugup
dan sangat terdesak. Bagaimana dia benar-benar membuktikan bahwa dirinya tidak
ikut terlibat dan meninggalkan meja ujian karena memang benar-benar sakit dan
bukan yang lain. Menurut saya tidak semua orang memiliki pikiran sehebat itu.
Ya memang sebelum tes dia dan Bnak sudah dilatih bagaimana menyelamatkan diri
saat ketahuan, namun kondisi di lapangan tentu saja sangat berbeda. Apalagi
ditambah dengan kegugupan itu. Untuk orang normal disaat gugup jarang sekali
ada ide bagus yang terlintas, boro-boro ide bagus, pikiran kita aja rasanya
blank. Tidak ada gambaran apapun.
Saya
sungguh memuji kejeniusan penulis script film ini, bagimana dia bisa membuat
adegan seolah-olah kita terlibat di dalamnya, membuat ide mencontek yang tak
pernah terpikirkan sebelumnya, membuat adegan kejar-kejaran menjadi sangat
menegangkan dan penuh ide jenius untuk menyelamatkan diri, dan memberikan
kejutan tak terduga di beberapa scene. Kejutan yang diberikan pun juga mampu
membuat penonton terkejut, tidak menduga-duga. Salut untuk penulis naskah,
sutradara dan tokoh yang mampu memerankan perannya dengan sempurna.
Namun
seperti film Thailand pada umumnya, ending film ini juga terkesan menggantung,
entah sengaja dibuat demikian agar penonton penasaran atau memang ada
lanjutannya. Meskipun endingnya menggantung, namun film ini benar-benar membuat
saya berkesan setelah menontonnya. Benar-benar film yang jenius, sama seperti
judulnya. Tidak salah jika film ini meraih penghargaan internasional,
penghargaan itu memang pantas didapatkan film Bad Genius ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar