Sudah bukan rahasia lagi jika hubungan pertemanan
atau persahabatan lawan jenis akan menimbulkan gejolak cinta.
Entah itu dirasakan salah satu pihak atau keduanya. Alasan paling klise yang membuat mereka tidak pernah mengutarakan secara jujur perasaannya adalah takut hubungan persahabatan itu akan hancur dan saling menjauh satu sama lain. Ya ya ya, lagi-lagi masalah cinta membuat segalanya jadi ruwet. Friendzone, entah itu dunia nyata atau film akan terasa sangat menyakitkan. Yang terlibat langsung dalam zona itu akan mengalami sakit berkali-kali lipat. Namun akhir dari hubungan friendzone ini memiliki 2 muara, pertama keduanya pada akhirnya sadar akan perasaan masing-masing dan memilih menjalin hubungan serius, atau kemungkinan kedua, mereka akan putus hubungan dan menjalani hidup masing-masing dengan pasangan mereka.
Entah itu dirasakan salah satu pihak atau keduanya. Alasan paling klise yang membuat mereka tidak pernah mengutarakan secara jujur perasaannya adalah takut hubungan persahabatan itu akan hancur dan saling menjauh satu sama lain. Ya ya ya, lagi-lagi masalah cinta membuat segalanya jadi ruwet. Friendzone, entah itu dunia nyata atau film akan terasa sangat menyakitkan. Yang terlibat langsung dalam zona itu akan mengalami sakit berkali-kali lipat. Namun akhir dari hubungan friendzone ini memiliki 2 muara, pertama keduanya pada akhirnya sadar akan perasaan masing-masing dan memilih menjalin hubungan serius, atau kemungkinan kedua, mereka akan putus hubungan dan menjalani hidup masing-masing dengan pasangan mereka.
Dalam dunia nyata Friendzone bisa terjadi pada
siapa saja, entah itu teman sekolah, teman kuliah atau bahkan rekan kerja.
Untuk film, sudah ada banyak yang mengangkat tema ini, sebut saja film Teman
Tapi Menikah, kisah cinta Ayudia dan Ditto, Antalogi Rasa adaptasi novel Ika
Natassa dan yang lumayan baru tentu film asal negeri gajah putih berjudul Friendzone.
Film Friendzone sendiri diproduksi oleh GDH,
rumah produksi yang sudah banyak sekali menghasilkan film berkualitas seperti
Bad Genius (baca review saya mengenai film Bad Genius di https://arinaalhaqqi.blogspot.com/2020/05/bad-genius-film-dengan-cerita-kelewat.html)
One Day, ATM Error, A Gift dan masih banyak lagi lainnya. Film Friendzone
menceritakan tentang Palm dan Gink yang telah bersahabat sejak masih di bangku
sekolah, Palm bahkan rela bolos sekolah dan bersedia diajak Gink keluar kota
hanya untuk menemani Gink memata-matai ayahnya yang dianggap berselingkuh. Tak
hanya itu saja, Palm bahkan rela menggunakan tunjangan pramugara miliknya hanya
untuk menemui Gink dimana pun perempuan itu berada, mulai dari Myanmar,
Malaysia hingga Hongkong. Setiap kali Gink menelponnya dan meminta untuk
ditemani, Palm akan langsung menemui perempuan itu. Tentu saja Palm melakukan
semua itu karena dia mencintai Gink, sementara Gink hanya menganggapnya sebagai
teman terbaik, tidak lebih dari itu.
Sudah banyak sekali film yang mengangkat tema
sejenis, namun yang membedakan film Friendzone dibandingkan film yang lain
tentu saja adalah humornya atau komedinya, jika film jenis romance seperti ini
biasanya hanya fokus dengan kisah cinta yang menyayat hati itu, Friendzone
tidak demikian, ada pembagian yang tepat antara komedi dan dramanya, dan hal
itu membuat film ini tidak melulu menjadikan penonton cengeng, namun juga bisa
tertawa, lalu baper lagi dan begitu seterusnya. Humor di film ini juga sangat
natural, tidak terkesan dibuat-buat dan cenderung mengalir apa adanya. Selain
sisi humor, akting tokoh di film ini juga keren. Chemistry kedua tokohnya
dapat, mereka seolah-olah tidak sedang berakting, namun seperti
menjalani/mengalami kisah itu sendiri, terjebak dalam Friendzone selama satu
dekade.
Scene yang tidak terlupakan tentu saja saat Gink
dan Palm sedang di Hongkong untuk memata-matai Ted, pacar Gink yang diduga
berselingkuh, saat itu Gink sedang galau akibat dugaan perselingkuhan itu, dia
yang sedang naik bus tingkat lalu
meloncat ke papan reklame yang ada di jalan, hal itu membuat semua orang yang
ada di bus dan di area sekitar menjadi heboh, setelah Palm berhasil mengajak
Gink turun dari papan reklame mereka lalu dipanggil oleh petugas keamanan,
petugas keamanan mengira keduanya adalah sepasang suami istri, namun Palm
mengatakan jika keduanya hanya berteman, salah satu satpam itu lalu menepuk-nepuk
pundak palm dan berkata “Frienzone”.
Selain adegan di Hongkong itu tentu saja hal yang
berkesan lagi adalah saat Gink sakit perut dan dia buang air besar di hutan.
Dia kebingungan untuk membersihkannya karena tidak memiliki tisu, Palm lalu
melemparinya kaos kaki namun Gink tidak mau, Gink berniat membersihkan dengan
daun kering, namun Palm dengan gentle membuka kaosnya dan memberikan pada Gink
untuk membersihkan diri, padahal kaos itu adalah kaos dari brand ternama.
Alhasil Palm rela bertelanjang dada menuju pantai dan dia juga diejek oleh seorang
anak kecil saat sedang di lampu merah.
Tokoh Palm digambarkan menjadi laki-laki yang
sangat bucin, hal ini terlihat dari dia rela bolos hanya untuk memata-matai
ayah Gink, rela membayari penerbangannya dan Gink saat memata-matai ayahnya
padahal saat itu dia masih murid SMA, rela datang kapanpun dan dimana pun Gink
berada saat perempuan itu memintanya datang padahal mereka berada di negara
berbeda, dia juga rela melakukan banyak sekali bolos kerja hanya untuk menemani
Gink. Sedangkan tokoh Gink digambarkan menjadi wanita karir yang sukses, namun
belum bisa mandiri menghadapi masalahnya, dia selalu mengandalkan sahabatnya
Palm untuk membantu menyelesaikan masalahnya, yang tentu saja membuat laki-laki
itu sering bolos dari pekerjaannya sebagai Pramugara.
Alur dalam film ini adalah campuran dengan bentuk
narasi. Tokoh Palm menceritakan kisahnya di masa lalu bersama Gink, lalu
kembali lagi ke masa sekarang, lalu adegan kembali ke masa lalu lewat penuturan
cerita dari Palm. Sehingga film ini flashback tentang kejadian yang terjadi
pada Palm selama 10 tahun mengalami friendzone dengan Gink.
Soundtrack di film ini dinyanyikan oleh penyanyi
wanita dari berbagai negara, seperti Laos, Vietnam, Fillipina,
Malaysia,Kamboja,Hongkong dan Indonesia. Dari indonesia diwakili oleh Audrey
Tapiheru dan Cantika Abigail. Lagu yang dinyanyikan di film ini juga menjadi
ide dari cerita di film Friendzone.
Menurut saya, Friendzone adalah film Thailand
pertama yang saya tonton dengan akhir cerita yang tidak menggantung. Kebanyakan
filmThailand yang saya tonton selalu diakhiri dengan cerita yang menggantung,
seakan masih ada lanjutannya, namun
Ending dari film ini jelas, Happy Ending. Semua bagahia, baik penonton
ataupun tokoh di dalam film.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar