Sabtu, 14 Agustus 2021

Wishlist setelah pandemi berakhir

Pandemi menghambat segala hal yang telah direncanakan dengan baik. Beberapa hal yang telah tersusun terpaksa ditunda atau malahan dibatalkan. Endingnya terpaksa memasukkan rencana tersebut ke dalam sebuah wishlist alias daftar harapan. Dan inilah daftar harapan yang saya harap bisa terwujud setelah pandemi kelar.

1.      Ke Banyuwangi

Berawal dari saya menulis sebuah novel ala kadarnya dimana tokoh utamanya saya ceritakan berlibur ke Banyuwangi pada saat libur semester, endingnya saya malah kepincut untuk pergi ke Banyuwangi juga. Dasar saya, lihat hal yang indah dikit langsung kepengen. Ngomongin soal Banyuwangi, beberapa tahun lalu saya memang pernah ditawari teman untuk liburan bersama ke Banyuwangi, namun saat itu saya masih kere alias belum bekerja dan masih menjadi seorang mahasiswi. Endingnya saya harus merelakan ajakan tersebut karena tidak punya uang saku. Untungnya sih teman saya ke Banyuwangi hanya ke Kawah Ijen dan Teluk Ijo. Jadi ya nggak nyesel banget nggak bisa ikutan.

 

Saking seriusnya saya untuk pergi ke Banyuwangi, beberapa waktu lalu saya sampai browsing harga tiket kereta api untuk ke Banyuwangi. Lumayan murah sih dibanding harga tiket ke Jogjakara. Saya juga browsing tempat yang mungkin saya kunjungi beserta biaya penginapan dan konsumsi, dan makin meletup-letuplah rasa ingin berlibur ke Banyuwangi. Tetapi, melihat kondisi yang begini tak pasti dan protokol kesehatan yang menurut saya lumayan ketat, endingnya saya tunda dulu acara liburan ke Banyuwangi. Padahal kepengen banget sih. Tetapi demi kebaikan ya udah deh. Lagian ibu juga khawatir banget kalau saya bepergian di masa pandemi gini, padahal saya sudah dapat jatah vaksin dua kali. Endingnya masukin wishlist dulu lah. Ya siapa tau nanti habis pandemi bisa kesana, sama suami mungkin? Eh. Hahaha.

 

2.      Nonton Konser Silampukau

Udah 2 atau 3 kali saya gagal setiap memiliki rencana nonton konser band ini. Penyebab kegagalannya adalah saya tak memiliki teman yang mendukung saya untuk nonton band ini. Alias nggak punya teman yang mau diajak nonton. Setiap ngajak teman untuk datang ke acara Silampukau, selalu saja ada alasannya yang bikin jadi batal. Endingnya sampai lulus kuliah belum kesampaian lihat band ini tampil.

 

Cuma bisa berharap Silampukau panjang umur dan awet-awet personilnya. Membaca berita Payung Teduh berganti formasi, begitupula Stars and Rabbit, langsung takut aja Silampukau bakal begitu. Apalagi belum lama ini vakum lumayan lama, untungnya vakum karena merilis single baru. Lega rasanya. Semoga saya berkesempatan menonton band ini suatu saat nanti dan ikut sing along di lagu Puan Kelana dan berkaca kaca di lagu Malam Jatuh di Surabaya. Ah entah kenapa setiap dengar lagu MJDS tuh bawaannya melankolis gitu, apalagi di bagian suara violin atau musical saw itu. Astaga, nggak kuat banget batin ini. Dih lebay lah saya. Tapi MJDS memang semagis itu. Saya taruh di urutan ketiga setelah Sholawat Nabi dan November Rain.

 

Selama-lamanya di gelanggang yang sama

Malam Jatuh di Surabaya

 

Mewek sudah. Apalagi nulis bagian ini sambil dengerin lagunya langsung. I want cry.

 

3.      Ke Museum

Masih ada 2-3 Museum di Surabaya yang belum sempat saya kunjungi dan saya menundanya sampai kondisi benar-benar aman. Selain itu saya juga teramat sangat ingin mengunjungi Museum yang ada di Jakarta. Apalagi yang berhubungan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Namun yang paling ingin saya kunjungi adalah Museum Sasmitaloka  Jend. A. H Nasution, Museum Jend. Ahmad Yani, Rumah Letjen MT Haryono, tak keinggalan juga Museum Lubang Buaya. Sungguh saya sangat ingin tahu lebih banyak mengenai tragedi 1 Oktober di TKP nya langsung. Tetapi kapan ya bisa kesana? Mungkin nggak sih. Karena diantara yang lain, Jakarta adalah yang paling jauh jangkauannya. Mudah-mudahan kesampaian lah ya. Kepo banget sama sejarah perisiwa 1 Oktober.

 

4.      Ke Theme Park

Waktu kuliah pernah merencanakan akan berlibur ke WBL dan Jatim Park 1. Endingnya bisa ditebaklah ya,  gagal maning son. Kalau dipikir-pikir rencanaku kenapa banyak gagalnya ya? Yang rencana ke WBL itu sebenarnya random aja sih. Waktu itu entah lagi nugas atau ngobrol gitu terus bahas destinasi wisata, kepikiran deh sama WBL. Sebenarnya sudah pernah ke WBL sebelumnya,  dulu waktu SD  kelas 6. Namun waktu kuliah mendadak kepengen balik lagi kesana karena kepengen lihat keadaan WBL 7 tahun kemudian. Sudah ada bayangan bakal kesana ramai-ramai dengan beberapa teman kuliah, bisa dengan naik motor karena lamongan tidak terlalu jauh dari Surabaya, endingnya ya cuma wacana. Sampai kuliah sudah lulus nggak pernah dibahas lagi rencana ini.

 

Kalau yang rencana ke Jatim Park 1 itu lucu sih. Ini sebenarnya misi rahasia Arina Etris sebelum lulus kuliah. Kepengen jalan-jalan bareng sekalian bikin memori yang banyak. Rencana ke Jatim Park lebih matang dibanding yang ke WBL karena kami benar-benar sampai  nabung segala. Namun karena nabungnya tidak semangat, uang yang ke kumpul nggak banyak. Nggak cukup untuk trip ke Malang.  Uangnya akhirnya dipakai untuk ke patung Budha tidur. Ke Malangnya gagal. Berganti ke Mojokerto.  Sebenarnya agak kecewa sih, cuma mau gimana lagi, daripada nggak liburan sama sekali.

 

Selain ke WBL dan Jatim Park 1, saya juga kepengen ke Mueum Angkut, Ke TMII (gara-gara lihat foto ibu waktu masih muda liburan kesini),  Dufan. Yang di Jakarta ini bisa sekalian berkumjung ke Museum. Meskipun berada di daerah yang berbeda. Ngebayanginnya sih seru ya, tapi nggak ngerti deh bakal gimana. Semoga kesampaian ya. Amiin. 

 

 

5.      Keliling Surabaya dengan motor di Malam hari

Meskipun kelihatannya simpel, tapi yang terakhir ini yang lumayan berkesan dan bisa diulang-ulang. Bisa dijadikan referensi saat udah bosan mau nongkrong atau memang nggak ada pilihan untuk nongkrong dimana. Bisa juga dilakukan dengan mudah kapanpun itu. Nggak perlu banyak biaya dan ribet. Palingan hanya perlu uang untuk beli bahan bakar sama jajan. Ngebayangin bisa melakukan hal ini bareng orang yang spesial jadi senyum-senyum sendiri. Apalagi sepanjang jalan selalu ada obrolan dan candaan yang akan terlontar. Atau modus bilang kepengen tahu telapak tangannya dingin atau enggak padahal niatnya mah kepengen genggam. Lalu aku yang akan menepuk pundaknya saat dia tiba-tiba mengerem mendadak. Haha. Halu yok.

Semoga pandeminya segera berakhir ya, biar wishlistnya bisa dicentang satu persatu. Hehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar