Pandemi menghambat segala hal yang telah direncanakan dengan baik. Beberapa hal yang telah tersusun terpaksa ditunda atau malahan dibatalkan. Endingnya terpaksa memasukkan rencana tersebut ke dalam sebuah wishlist alias daftar harapan. Dan inilah daftar harapan yang saya harap bisa terwujud setelah pandemi kelar.
1.
Ke
Banyuwangi
Berawal
dari saya menulis sebuah novel ala kadarnya dimana tokoh utamanya saya
ceritakan berlibur ke Banyuwangi pada saat libur semester, endingnya saya malah
kepincut untuk pergi ke Banyuwangi juga. Dasar saya, lihat hal yang indah dikit langsung kepengen.
Ngomongin soal Banyuwangi, beberapa tahun lalu saya memang pernah ditawari teman
untuk liburan bersama ke Banyuwangi, namun saat itu saya masih kere alias belum
bekerja dan masih menjadi seorang mahasiswi. Endingnya saya harus merelakan
ajakan tersebut karena tidak punya uang saku. Untungnya sih teman saya ke
Banyuwangi hanya ke Kawah Ijen dan Teluk Ijo. Jadi ya nggak nyesel banget nggak
bisa ikutan.
Saking
seriusnya saya untuk pergi ke Banyuwangi, beberapa waktu lalu saya sampai
browsing harga tiket kereta api untuk
ke Banyuwangi. Lumayan murah sih dibanding harga tiket
ke Jogjakara. Saya juga browsing tempat yang mungkin saya kunjungi beserta
biaya penginapan dan konsumsi,
dan makin meletup-letuplah rasa ingin berlibur ke Banyuwangi. Tetapi, melihat kondisi yang begini tak pasti dan protokol kesehatan yang menurut saya lumayan ketat, endingnya saya tunda
dulu acara liburan ke Banyuwangi. Padahal kepengen banget sih. Tetapi demi kebaikan ya
udah deh. Lagian ibu juga khawatir banget
kalau saya bepergian di masa pandemi gini, padahal saya sudah dapat jatah
vaksin dua kali. Endingnya masukin wishlist
dulu lah. Ya siapa tau
nanti habis pandemi bisa kesana, sama suami
mungkin? Eh. Hahaha.
2.
Nonton
Konser Silampukau
Udah
2 atau 3 kali saya gagal setiap
memiliki rencana nonton
konser band ini. Penyebab kegagalannya adalah saya tak memiliki teman yang mendukung
saya untuk nonton
band ini. Alias nggak punya teman
yang mau diajak nonton.
Setiap ngajak teman untuk datang ke acara Silampukau, selalu saja
ada alasannya yang bikin jadi batal.
Endingnya sampai lulus kuliah
belum kesampaian lihat
band ini tampil.
Cuma
bisa berharap Silampukau panjang umur dan awet-awet personilnya. Membaca berita Payung
Teduh berganti formasi,
begitupula Stars and Rabbit, langsung takut aja Silampukau bakal begitu. Apalagi belum
lama ini vakum lumayan lama, untungnya
vakum karena merilis single baru. Lega rasanya. Semoga saya berkesempatan menonton band ini suatu saat nanti dan ikut sing
along di lagu Puan
Kelana dan berkaca kaca di lagu Malam
Jatuh di Surabaya. Ah entah kenapa setiap dengar lagu MJDS tuh bawaannya melankolis
gitu, apalagi di bagian
suara violin atau
musical saw itu. Astaga, nggak kuat banget batin ini. Dih lebay lah
saya. Tapi MJDS memang semagis
itu. Saya taruh di urutan ketiga setelah Sholawat Nabi
dan November Rain.
Selama-lamanya di
gelanggang yang sama
Malam Jatuh di Surabaya
Mewek
sudah. Apalagi nulis bagian ini sambil dengerin lagunya langsung. I want cry.
3.
Ke
Museum
Masih
ada 2-3 Museum di Surabaya yang belum sempat
saya kunjungi dan saya menundanya sampai kondisi benar-benar aman. Selain itu saya juga teramat sangat ingin mengunjungi
Museum yang ada di Jakarta.
Apalagi yang berhubungan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Namun yang paling ingin saya
kunjungi adalah Museum Sasmitaloka Jend.
A. H Nasution,
Museum Jend. Ahmad Yani, Rumah Letjen MT Haryono, tak keinggalan juga Museum Lubang
Buaya. Sungguh saya sangat ingin tahu lebih banyak mengenai
tragedi 1 Oktober di TKP nya langsung. Tetapi
kapan ya bisa
kesana? Mungkin nggak sih. Karena diantara
yang lain,
Jakarta adalah yang paling
jauh jangkauannya. Mudah-mudahan kesampaian lah ya. Kepo banget sama sejarah
perisiwa 1 Oktober.
4.
Ke
Theme Park
Waktu kuliah pernah merencanakan akan berlibur ke WBL dan Jatim Park 1. Endingnya bisa ditebaklah ya, gagal maning son. Kalau
dipikir-pikir rencanaku kenapa banyak gagalnya ya? Yang rencana ke WBL itu sebenarnya random aja sih. Waktu itu entah lagi nugas atau ngobrol gitu terus
bahas destinasi wisata, kepikiran deh sama WBL. Sebenarnya sudah pernah ke WBL sebelumnya, dulu
waktu SD kelas 6. Namun waktu kuliah mendadak kepengen balik lagi kesana karena kepengen lihat keadaan WBL 7 tahun
kemudian. Sudah ada bayangan bakal kesana
ramai-ramai dengan beberapa teman kuliah, bisa dengan naik motor karena
lamongan tidak terlalu jauh dari Surabaya,
endingnya ya cuma
wacana. Sampai kuliah sudah
lulus nggak pernah dibahas lagi rencana ini.
Kalau
yang rencana ke Jatim Park 1 itu lucu sih. Ini sebenarnya misi rahasia Arina Etris sebelum lulus
kuliah. Kepengen jalan-jalan bareng sekalian bikin memori yang banyak. Rencana
ke Jatim Park lebih matang dibanding yang ke WBL karena kami benar-benar sampai
nabung segala. Namun karena nabungnya tidak semangat, uang yang ke
kumpul nggak banyak. Nggak cukup untuk trip ke Malang. Uangnya
akhirnya dipakai untuk ke patung Budha tidur. Ke
Malangnya gagal. Berganti
ke Mojokerto. Sebenarnya agak kecewa sih, cuma
mau gimana lagi, daripada
nggak liburan sama sekali.
Selain
ke WBL dan Jatim
Park 1, saya juga kepengen
ke Mueum Angkut, Ke TMII (gara-gara lihat
foto ibu waktu masih muda liburan kesini), Dufan. Yang di Jakarta
ini bisa sekalian berkumjung ke Museum. Meskipun berada di daerah yang berbeda.
Ngebayanginnya sih seru ya,
tapi nggak ngerti deh bakal gimana. Semoga kesampaian
ya. Amiin.
5.
Keliling
Surabaya dengan motor di Malam hari
Meskipun kelihatannya simpel, tapi yang terakhir ini yang
lumayan berkesan dan bisa diulang-ulang. Bisa dijadikan referensi saat udah
bosan mau nongkrong atau memang nggak ada pilihan untuk nongkrong dimana. Bisa juga dilakukan dengan mudah kapanpun
itu. Nggak perlu banyak biaya dan ribet. Palingan hanya perlu
uang untuk beli bahan bakar sama jajan. Ngebayangin bisa melakukan hal ini
bareng orang yang spesial jadi senyum-senyum sendiri. Apalagi sepanjang jalan
selalu ada obrolan dan candaan yang akan terlontar. Atau modus bilang kepengen
tahu telapak tangannya dingin atau enggak padahal niatnya mah kepengen genggam.
Lalu aku yang akan menepuk pundaknya saat dia tiba-tiba mengerem mendadak. Haha.
Halu yok.
Semoga pandeminya segera berakhir ya, biar wishlistnya
bisa dicentang satu persatu. Hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar